SENJA. Rasanya sudah lama sekali aku tak membahas senja.
Bukan. Bukan sebab tak lagi cinta. Sama sekali bukan itu alasannya.
Percayalah. Watakku belum berubah. Sekali suka, aku akan setia selamanya. Sekali cinta, bakalan enggan membagi hati.
Lalu, mengapa lama sekali tak menyoal senja? Baik di status FB maupun di Instagram? Hmm. Kenapa, ya? *bingung mencari alasan*
Mungkin penyebabnya begini. Belakangan hari aku selalu tak sempat pegang gadget di kala senja tiba. Entah sedang di jalanan kota yang padat. Atau sedang berada dalam situasi rapat/pertemuan resmi. Atau, malah sedang menikmati senja yang spektakuler dan sengaja melupakan gadget sebentar.
Salah satu senja yang kuanggap spektakuler |
Melihat foto di atas, sekarang Anda percaya toh bahwa aku masih mencintai senja? Buktinya aku masih menyempatkan diri untuk mengabadikannya. Yang tidak sempat itu 'kan untuk menyetatuskannya di medsos. Hehe ....
Jalanan lengang tatkala senja (uh, syahdu) |
Rumahku pada suatu senja yang mendung |
Dan, belakangan ini aku sangat berbahagia karena senja. Tepatnya karena Tuhan memberiku kesempatan untuk menikmati senja-senja dari tempat yang berlainan. Alhamdulillah.
Senja dingin yang kupeluk di Bukit Lintang Sewu Mangunan |
Dan aku masih di sana, setia menunggu pangeran senja (haha!) |
MORAL CERITA:
Ternyata salah satu sumber kebahagiaanku adalah senja.
sha juga suka senja, langitnya cantiiik
BalasHapusSecantik dirimuuu
Hapusmelihat senja memang menyenangkan ya, Mbak Agustina.
BalasHapusDan saya paling sering melihat senja di panati Losari Makassar.
Tapi paling berkesan, saat bisa melihat senja dari atas kapal laut pelni. termasuk bisa melihat saat matahari terbenam. Sayang waktu itu belum ada kamera hape hehehe.
Wuaaah di Pantai Losari .... Saya ingiiiin sekali ke sanaaa
HapusWuaaah di Pantai Losari .... Saya ingiiiin sekali ke sanaaa
HapusAwas mbak, senja-senja gak boleh main keluar rumah, kata orang zaman dulu, ntar tertabrak dengan makhlus halus. wkwkwkwkkw
BalasHapuseh, zaman sekarang juga masih rawan lhooo...senja main di luar berpotensi jumpa yang halus2...tetanggaku kmaren barusan aja jumpa tuyul2. Zaman boleh modern. Makhluk halus tetep eksis dong. Sunnatullah.
Hapus