Suasana hujan lebat di Sanggrahan RT 08 dari sudut pos ronda (hasil jepretan Nona Flo, tatkala kami sedang berteduh) |
SEBENTAR
lagi, tinggal menunggu hitungan hari, aku angkat kaki dari kampung ini.
Sebentar lagi statusku bukan lagi sebagai warga Sanggrahan RT 08
Ngestiharjo Kasihan Bantul. Meskipun KTP-ku masih tetap DIY, domisiliku
akan bergeser ke kota.
Iya.
Sebentar lagi aku tidak lagi hidup di antara sawah-sawah. Tapi berganti
dengan hidup di antara tembok-tembok perkotaan. Cie ... cie ... cie
.... Jadi orang kota nih, yeee? Jelaslah. Kenyataannya tempat tinggal
baruku memang mepet dengan titik nol Jogja.
Bukannya aku bosan menghirup aroma pohon-pohon. Bukan pula sebab sudah berganti life style, gaya
hidup. Dulu alakadarnya gaya orang pedesaan dan kini jadi ala
sosialita. Oh, bukan. Tentu saja bukan. Insya Allah aku masih selalu
suka merumput.
Aku
yakin, di tempat tinggal baru nanti rumput dan pohon akan kurindui.
Dengan kerinduan yang membuncah. Iya. Aku yakin, aku tak bakalan kerap
masuk mal; mentang-mentang berdomisili dekat Malioboro. Aku percaya pada
hatiku, ke mana ia condong meletakkan cinta .... #halah
Ya,
sudah. Begini saja ungkapan selamat tinggalku. Aku pergi bukan sebab
tak lagi cinta. Tapi sebab kondisi. Dan, aku bahagia sebab para tetangga
seolah tak rela melepas kepindahanku. Eit! Jangan salah sangka. Mereka
murni tak rela. Bukan sebab aku masih punya utang. Haha!
MORAL CERITA:
Jadilah tetangga yang asyik agar kepindahanmu tak diinginkan ....
Alhamdulillah rumah baru, semoga bisa menambah semngat baru ia mbak ...
BalasHapusAlhamdulillah, Mas. Iya. Semoga bisa menjadi pembesar semangat utk berkarya.
Hapus