Senin, 21 Agustus 2017

Bawa Blocknote? Why Not?


HARI gini? Bawa blocknote? Zadoel amat? 'Kan di ponsel pintar ada fasilitas-fasilitas untuk membuat catatan? Mengapa tidak mempergunakan fasilitas yang lebih canggih itu, sih? 

Bukankah jauh lebih praktis jika mempergunakan ponsel pintar? Tak perlu repot-repot menenteng buku tulis ataupun blocknote plus pena. Jadi, tak perlu pula membawa tas yang besar; yang cukup untuk menampung buku tulis atau ATK lainnya. 

Hmm. Aku toh bukan merupakan generasi milenial. Aku ini 'kan generasi zadoel. Jadi wajar dong, kalau berperilaku zadoel. Haha! 

Kasta Blocknote Terkini

Aku sebenarnya sungguh heran. Masak sih, bawa buku catatan (apa pun bentuknya) dianggap zadoel? Sedemikian rendahkah kasta blocknote and friend belakangan ini? Kalau memang iya, mengapa masih saja orang memproduksi blocknote? Bahkan sampai sekarang, blocknote masih merupakan isian wajib dari seminar kit.

Kalau faktanya saja masih terus diproduksi, berarti masih dibutuhkan orang. Iya 'kan? Bukankah hukum ekonominya begitu? Ada produksi sebab ada permintaan pasar. Kalau sudah sama sekali tak diminati orang, tentu tak bakalan diproduksi.

Jadi kesimpulannya, blocknote dan aneka rupa turunannya (termasuk buku tulis) belum bisa dianggap 100 % zadoel. Demikian pula halnya kebiasaanku mencatat di blocknote. Meskipun kurang kekinian, aku merasa jauh lebih nyaman daripada mempergunakan ponsel pintar.

Mengapa Aku Merasa Lebih Nyaman Mempergunakan Blocknote? 

Setelah kurenungkan ulang, ternyata ada beberapa hal yang menyebabkannya. Baiklah. Mari kita kupas satu per satu. *Seperti pisang saja, dikupas*

Pertama, tidak butuh energi listrik sehingga tidak bakalan mengalami low batt alias baterai habis alias nge-drop. Jadi, aman dibawa ke mana pun.


Kedua, lebih hemat listrik. 'Kan memang tidak butuh energi listrik?

Ketiga, antigaptek sehingga aku bisa mempergunakannya dengan cepat. Jadi begitu ide-ide bermunculan, bisa langsung kucatat di blocknote. Eksekusinya nanti-nantilah. Setelah situasi memungkinkan, barulah akan kutulis selengkapnya.

.
Begitu dibuka, bisa langsung ditulisi. Tak usah cemas baterainya akan nge-drop ataupun ponselnya hang. Iya 'kan?


Keempat, memanfaatkan blocknote dan buku tulis yang numpuk di rumah. Salah satunya buku tulis berpesan sponsor ini .... 

Buku tulis berpesan sponsor

Demikian itulah kisah singkat mengenai diriku dan blokcknote. Semoga dapat memotivasi dan menginspirasi Anda sekalian. Terlebih bila Anda berkecimpung di dunia literasi yang mesti menjaring banyak ide. Percayalah. Mencatat ide-ide yang sporadis asal muasalnya tentu amat berguna. 

Jadi, bawa blocknote? Why not? 

#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia

6 komentar:

  1. Aku sik pakek, Mbakyu. Tapi gambare imut, seimut akyu. wkwkwkwkw

    BalasHapus
  2. Saya sering banget bawa buku dan pulpen kemana2. Pengalaman suka nyatet di note hp eh pernah kehapus, syediiiihh hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. samaaa, aku juga pernah mangkel banget gara2 dikerjain teknologi bgituuu

      Hapus
  3. Hahahaha. Kok bisa samaan, Bun. Saya loh PD banget ke mana-mana bawa buku blocknote. Kadang malah buku tulis kusut masai. Oh. Ternyata ...

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!