Selasa, 22 Agustus 2017

Catatan Mengenai Profesi Guru

KEMARIN siang aku kebetulan berbincang dengan seorang kawan mengenai profesi guru. Alhasil, lahirlah tulisan ini. Yeah! Sekadar mencatat agar tidak lupa. 

Menurutku pribadi, profesi guru (kalau boleh disebut sebagai profesi) merupakan profesi yang paling mulia sejagad raya semesta. Manfaatnya dunia-akhirat. Sangat dahsyat, bukan? Akan tetapi, tentu saja manfaat dunia-akhirat itu hanya akan tercapai manakala si guru yang bersangkutan menjalankan profesinya secara ikhlas lahir-batin. 

Bagaimana ujung pangkalnya sampai bisa dikatakan bermanfaat dunia-akhirat? Begini penjelasannya. Yang namanya guru itu tugasnya mengajar. Yakni mengajarkan suatu ilmu kepada anak didik yang belum tahu ilmu tersebut. Bahkan tak sekadar mengajarkan lalu selesai, seorang guru akan mengajarkan ilmu tersebut hingga sang anak didik paham. 

Begitulah adanya. Guru yang baik adalah guru yang berhasil mentransfer ilmunya kepada para anak didiknya. Bila para anak didiknya itu belum memahami ilmu yang diajarkannya, maka dia akan berupaya sekuat tenaga dan pikiran untuk membuat mereka paham. 

Selanjutnya, ketika anak didik sudah paham mengenai ilmu yang diajarkan tadi dan kemudian mempraktikkannya/mengamalkannya untuk kepentingan masyarakat, demi kebaikan bersama; bukankah ini menjadi suatu ilmu yang bermanfaat di dunia? Demikian juga jika sang anak didik kemudian ganti mengajarkannya kepada orang lain.

Lebih dari itu, ketika ilmu yang bermanfaat di dunia tersebut sedari awal diniatkan lillahi ta’ala oleh sang guru, semata-mata diajarkan kepada anak didik dengan tujuan mengabdi kepada-Nya; bukankah ada pahalanya di akhirat kelak? Bukankah segala sesuatu yang diniatkan karena Tuhan, Allah SWT, insya Allah akan dicatat-Nya sebagai suatu amalan kebaikan yang berbuah pahala dan akan menjadi “tiket” ke sorga-Nya? Anda sekalian tentunya sudah mafhum akan hal ini. 

Ketika baru mentransfer ilmu ke anak didik saja sudah berpahala. Apalagi saat kemudian ilmu tersebut diamalkan dan gantian ditransferkan kepada orang-orang lain secara terus-menerus, secara turun-temurun. Sementara masyarakat yang kepentingannya terpenuhi dan kehidupannya terbantu (membaik) sebab pengamalan ilmu yang ditransfer oleh sang guru tadi, pastilah merasa senang. 

Dampaknya, mereka pasti akan ada saja yang mendoakan kebaikan untuk sang guru. Yakni doa sebagai ungkapan rasa terima kasih. Kiranya inilah beberapa bukti bahwa profesi guru memang benar-benar ada manfaat akhiratnya. 


#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia

 



6 komentar:

  1. Menjadi guru selain sebagai pahlawan juga adalah pekerjaan termulia kedua setelah nabi...luar biasa menjadi guru...

    BalasHapus
  2. Negara ini tidak akan maju jika guru tidak ada, karena presiden mendapat ilmu pada saat kecil dari guru

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, maka patut disayangkan bila nasib para guru tak diperhatikan, patut disayangkan pula adanya oknum yang menodai nama baik profesi guru

      Hapus
  3. Guru adalah sumber segala profesi

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!