Merdeka itu bebas melangkah.
Merdeka itu bahagia.
Merdeka itu cerdas.
Cerdas untuk memilih langkah bahagia ....
HARI ini genap 72 tahun usia Indonesia kita tercinta. Enggak percaya kalau Indonesia sudah sesenior itu? Ih, cobalah hitung sendiri kalau tidak percaya. Pakai kalkulator supaya lebih akurat hasilnya. Hehehe ....
Nah, nah. 2017 dikurangi 1945 hasilnya memang 72 tahun 'kan? Wow! Berarti sudah setengah abad (((SETENGAH ABAD))) lebih kita merdeka dari belenggu penjajahan. Bahkan, lebihnya kebanyakan. Mari main hitung-hitungan lagi. Tiga tahun ke depan, bukankah akan mencapai 75 tahun? Yang berarti 3/4 abad?
Alhamdulillah sampai dengan detik ini, NKRI masih tegak berdiri. Masih eksis. Meskipun di sana sini ada hal-hal yang merongrong kestabilan situasi, Alhamdulillah segalanya masih terkendali. Iya. Sungguh Alhamdulillah. Paling tidak sejauh ini, kita tidak dijajah secara fisik oleh bangsa lain.
Namun, tentu saja tak patutlah kalau kita leyeh-leyeh belaka. Sekadar menumpang hidup tanpa mau berbuat sesuatu untuk RI. Sementara faktanya, kita menumpang hidup pada bumi pertiwi Indonesia.
Hmm. Bagaimana, ya? Tidak dijajah oleh bangsa lain sih, memang iya. Kondisi negeri masih terkendali sih, memang iya. Tapi mestinya kita tak boleh berpuas diri dong, dengan apa-apa yang ada saat ini. Tidak boleh pula selalu mencaci maki petinggi negara. Kalau bisa mengupayakannya lebih baik, mengapa tidak berusaha untuk mengupayakannya?
Tunggu, tunggu. Jangan buru-buru merespons dengan mengatakan, "Aku bukan pejabat. Bukan tokoh masyarakat. Bukan PNS. Mana bisa melakukan perbaikan untuk negara? Lagi pula, negara selalu saja nyusahin hidupku. Harga-harga meroket. Beban finansial yang kutanggung kian tahun kian membengkak. Belum lagi aneka kebijakan yang diambil. Kerap kali tak sejalan dengan keinginanku. Bla-bla-bla ...."
Ahaiii! Iya, sih. Aku pun rakyat jelata. Merasakan semua kesulitan dan ketidaknyamanan akibat kebijakan-kebijakan yang kelihatannya tidak berpihak pada rakyat kecil. Tarif dasar listrik dinaikkan, aku terkena dampaknya. Sistem zonasi dalam PPDB diberlakukan, aku juga terdampak langsung. Harga kebutuhan pokok meroket, aku pun merasakannya. Tepatnya merasakannya dalam posisi sebagai wong cilik.
Akan tetapi, aku tidak mau terjajah oleh dampak-dampak yang tidak mengenakkan itu. Daripada banyak mengumpat, lebih baik kunikmati saja sensasinya. Haha! Maksudku begini. Daripada menghimpun energi negatif untuk marah, lebih baik kusibuk berpikir tentang solusi. Bagaimana caranya supaya aku dapat mengatasi semua kesulitan yang kujumpai (kurasakan).
Kupikir, pilihan untuk menikmati itu justru jauh lebih menguntungkan. Aku tidak capek sebab marah-marah melulu. Aku pun lebih bahagia karena merasa tak terusik oleh apa pun. Berarti aku merdeka ....
Iya. Alhamdulillah aku telah merdeka. Meskipun kuakui, kemerdekaanku belumlah selama RI durasinya. Bagaimana denganmu, Kawan?
Yuk, ah. HUT ke-72 RI ini kita manfaatkan sebagai momentum. Yakni momentum untuk kembali berbenah diri-berbenah hati.
Ayo bebaskan langkahmu untuk menggapai kemerdekaanmu! |
#ODOP
#BloggerMuslimah Indonesia
Udah 72 tahun aja ya, Indonesia Merdeka.
BalasHapusMerdeka di jaman dulu melawan penjajah, di jaman sekarang orang pada iri dengan orang lain ,huff.
Merdeka menurut ak yaitu selalu bersukur, Dan terus berusaha menjadi yang terbaik, dan optimis mengejar apa yang diinginkan.
Mudahan Indonesia tetap damai ya mbak, hehe
Salam kenal :-)
Salam kenal balik, Mas. Iya. Mudah-mudahan Indonesia selamanya damai. 😃😃
HapusSalam kenal balik, Mas. Iya. Mudah-mudahan Indonesia selamanya damai. 😃😃
Hapus