MUMPUNG Ahad, akhir pekan, aku mau menulis yang ringan-ringan saja. Selain sedang jenuh menulis dan berpikir yang serba serius, aku memang sedang enggak enak bodi. Mungkin sebab kelelahan akut. *Widih*
Bangun tidur tadi, kepalaku terasa nyut-nyutan tiada tara. Tenggorokan kering dan sakit. Hidung tersumbat. Alhamdulillah sekarang agak mendingan sehingga bisa menulis di blog ini. Terima kasih pula kepada Mas Go Food yang telah menyelamatkanku dari kelaparan pagi ini. *Halah*
Nobar yang Oke
Baiklah. Kali ini aku mau bercerita tentang aktivitasku pada tanggal 20 Agustus lalu. Yup! Berarti tepat seminggu yang lalu. Alhamdulillah seminggu lalu aku sehat sehingga lancar jaya bergerak ke mana-mana. Dan, pergerakanku kala itu adalah menuju Empire XXl di wilayah Jogja tengah sana. *Aku tinggal di Jogja selatan*
Baiklah. Kali ini aku mau bercerita tentang aktivitasku pada tanggal 20 Agustus lalu. Yup! Berarti tepat seminggu yang lalu. Alhamdulillah seminggu lalu aku sehat sehingga lancar jaya bergerak ke mana-mana. Dan, pergerakanku kala itu adalah menuju Empire XXl di wilayah Jogja tengah sana. *Aku tinggal di Jogja selatan*
Agar tak disangka hoax, ini kupotretkan bagian depan Empire XXl |
Untuk apa aku ke sama? Karena Empire XXl adalah gedung bioskop, aku ke situ ya untuk nonton film. Tepatnya untuk nobar (nonton bareng). Bukan untuk futsal. Apalagi untuk mencucikan baju dan boneka. Atau, beli oleh-oleh Jogja kekinian.
Tumben-tumbenan aku nonton. Mana pagi-pagi pula? Berangkat dari rumah pukul delapan pagi. Ih! Bela-belain meninggalkan acara kerta bakti kampung segala. Mau gaya-gayaan ala sosialita? Mainnya ke gedung bioskop?
Aih. Tentu tidak. Tak sangguplah daku untuk bergaya sosialita. Hmmm. Alhamdulillah tak sesuai dengan panggilan jiwa. Ndilalah juga tak sesuai dengan doku di saku. *Ini dia poin utama penyebab yang sebenarnya*
Yang bikin aku melangkah ke bioskop adalah judul filmnya: Nyai Ahmad Dahlan! Yoi. Aku ngebet ingin menontonnya sebab penasaran. Lagi pula, film ini belum-belum sudah terasa memeluk hatiku. Kalau ingin tahu penyebabnya, bisa lho dibaca curhatanku di artikel berjudul Sebuah Film yang Berjudul Nyai Ahmad Dahlan ini.
Aih. Tentu tidak. Tak sangguplah daku untuk bergaya sosialita. Hmmm. Alhamdulillah tak sesuai dengan panggilan jiwa. Ndilalah juga tak sesuai dengan doku di saku. *Ini dia poin utama penyebab yang sebenarnya*
Yang bikin aku melangkah ke bioskop adalah judul filmnya: Nyai Ahmad Dahlan! Yoi. Aku ngebet ingin menontonnya sebab penasaran. Lagi pula, film ini belum-belum sudah terasa memeluk hatiku. Kalau ingin tahu penyebabnya, bisa lho dibaca curhatanku di artikel berjudul Sebuah Film yang Berjudul Nyai Ahmad Dahlan ini.
Singkat cerita, nobar berlangsung sukses. Tak ada yang tiba-tiba
berdemonstrasi untuk menonton sendirian. Semua tertib, kok. Duduk manis
di kursi masing-masing hingga film berakhir.
Reuni Macam Apa Ini?
Karena
penyelenggara acara nobar adalah Kagama Virtual dan Rumah Alumni,
kukira aku akan bisa reunian juga. Eh, ternyata ekspektasiku terlalu
tinggi. Percaya atau tidak, tak ada alumni yang kukenal di situ. Parah,
parah. Mayoritas hadirin berwajah amat senior.
Tak ada yang kukenal di antara mereka |
Untunglah aku terbiasa sendirian. Baik dalam arti konotatif maupun
denotatif. Jadi, tidak begitu merasa terintimidasi. Lalu,
celingak-celinguklah aku. Cari beberapa kenalan, sekadar untuk bisa
diajak mengobrol. Dan, bisa dimintai tolong untuk memotretkan. Haha! Namun berarti, ini bukanlah sebuah reuni bagiku. Malah
sebuah ajang pencarian teman baru.
Di sana itu Pak Mantan Menteri, lho .... |
Yang penting eksis, tak peduli siapa pun yang memotretkan |
Tiga foto berikut, yang kualitasnya kurang oke tersebab uyuk-uyukan banget saat pengambilannya, membuktikan bahwa mayoritas hadirin memang seniorku jauh. Aku saja sudah mulai rapuh. Apalagi mereka yang sudah sepuh. *Halah*
Tapi mereka keren-keren. Plus beken. Sementara aku remukan kerupuk yang melempem. Ih? Nelangsa bener kedengarannya? *Semangat buuuk*
Pasti Anda tahu siapa wanita berbaju dan berkerudung merah di sana itu. Iya, itu memang sohibnya Bu Menteri Susi .... |
Yang tiga sudah melihat ke kamera, Pak Ganjar masih toleh-toleh. Tanpa sadar kuteriaki, "Woi, Pak Ganjar. Lihat kamera, dong." Untunglah beliau enggak marah. Malah spontan bilang, "Eh, piye, piye?" |
Demikianlah kisahku tatkala hari Ahad itu. Hikmah yang dapat kuambil, aku mesti berani dan selalu kuat hati untuk melangkah ke mana pun. Demi melakukan apa pun. Sejauh itu masih dalam koridor-Nya SWT.
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia
Film Nyai Ahmad Dahlannya menarik ya mbak?
BalasHapusLumayan, Mbak. Tapi, mnurutku di film itu KH A Dahlan masih mndominasi perannya
Hapusseru ceritanya. Filmnya bagus gak mba? Produsernya Kagama jg?
BalasHapusMlh Kagama sastra
Hapus