Rabu, 02 Agustus 2017

Sepotong Rindu di Pasar Kangen Jogja

Aku berusaha menangkap sepotong rindu di Pasar Kangen Jogja ....

APAKAH Anda melihat sepotong rindu yang berusaha kutangkap di foto itu? Hmm. Kuyakin pasti tidak. Rindu itu 'kan tersirat. Tak terlihat. Hanya dapat dirasa. Tak dapat diraba. 

Namun kujamin, sebongkah rindu tentu mendadak hadir memenuhi kalbu Anda. Entah rindu pada masa belasan tahun silam atau lebih lama lagi, puluhan tahun silam. Pokoknya rindu. Baik rindu pada sesuatu maupun pada seseorang. 

Sapa mesra kami dari Pasar Kangen 2017 ...

Pasar Kangen? Di Jogja? Jogja bagian mana? Kok tampaknya amat menarik begitu? Ada apa saja di situ? Hehehe .... Baiklah. Mari kukisahkan mengenai hikayat (((HIKAYAT))) pasar unik tersebut. Silakan simak baik-baik, ya.

Pasar Kangen merupakan agenda tahunan di Jogja. Diselenggarakan semenjak tahun 2007. Mulanya digelar sebagai salah satu program trauma healing pasca gempa Jogja 2006. Lalu seiring berjalannya waktu, juga berdasarkan respons yang diberikan masyarakat, kini Pasar Kangen menjadi ajang budaya dan ekonomi kreatif.

Nah, lho! Apakah sebelumnya Anda tahu bahwa kelahiran Pasar Kangen berkaitan erat dengan gempa Jogja? Kalau Anda menjawab "tidak", berarti Anda beruntung telah singgah di blog ini. Haha! Alhamdulillah, ada manfaatnya juga tulisanku ini.   

Apa saja yang dijual di Pasar Kangen? Tentu bermacam-macam, dong. Ada aneka barang zadoel penuh kenangan. Misalnya buku-buku lawasan, kaset, radio, dan berbagai mainan ala tempo dulu. Tapi maaf, di sini tidak dijual kepingan-kepingan kenangan dari mantan.   

Selain barang-barang zadoel nan tiada berdebu, di Pasar Kangen tersedia banyak kuliner zadoel. Bahkan, jumlah stan kuliner justru jauh lebih banyak daripada yang nonkuliner. Eit! Jangan salah paham. Kuliner zadoel itu bukan berarti makanan yang dijual telah kadaluarsa lho, ya. Hihihi ....

Sebagian kecil stan kuliner di Pasar Kangen. Eh, ada kucing!

Saat berkeliling di Pasar Kangen 2017, aku bermaksud mengisi perut. Maklumlah. Belum makan sedari pagi. Padahal, diriku ke situ tatkala lepas Ashar. Tapi ternyata sungguh tak mudah--bagiku--untuk menjatuhkan pilihan. Berderet-deret stan kuliner di situ malah bikin bingung. 

Alhasil sebab campuran rasa, yaitu rasa penasaran dan rasa lapar, aku memilih dia. Eh, memilih sate kere. Iya, kere. Istilah dalam bahasa Jawa yang berarti miskin itu, lho. Kalau Anda juga penasaran, berikut adalah penampakannya.


Ternyata oh, ternyata
Sate kere adalah sate yang berbahan utama tempe gembus. O la la! Tapi agar sedikit lebih mewah. dikasih campuran koyor sapi.

O, ya. Sayang sekali aku lupa memotret stan nonkuliner. Maklum, buru-buru mau pulang untuk belajar. Yang belajar teman mainku sih, bukan aku. Sttt. Mau ujian akhir dia. Akhir banget tepatnya. Maka tak mengherankan jika sebelum pulang, oleh-oleh yang dibelinya justru makanan berkemasan unik ini: tahu dan jamur skripsi. Padahal, yang hendak ditempuhnya bukanlah ujian skripsi.


Penampakan tahu dan jamur skripsi. Ingat, SKRIPSI. Bukan KRISPI!

Kesimpulan yang bikin kita tersenyum simpul!
Kiranya demikian hikayat singkat dari Pasar Kangen Jogja 2017, yang dihelat pada tanggal 22-29 Juli, tiap sore hingga malam jelang larut. Apa? Anda orang Jogja dan ketinggalan informasi soal ini? Tenaaang. Insya Allah tahun depan bakalan ada lagi, kok. Pasar Kangen 'kan sudah menjadi agenda budaya.

Tapi di atas semua itu, semoga postingan ringan ini lumayan bisa membantu Anda dalam menuntaskan segala rindu yang tersisa di jiwa. *Halah* 

Tapi soal rindu itu sebenarnya relatif. Bila pada masa kini Anda telah betul-betul tak pernah melihat dan menikmati apa-apa yang tersedia di Pasar Kangen, rindu Anda memang dapat tertuntaskan. Tapi kalau seperti aku, yang sedari dulu hingga kini masih lumayan kerap menikmati aneka hal zadoel, ya merasa biasa-biasa saja. 

Namun, aku sungguh tak menyesal telah berkunjung ke Pasar Kangen. Setidaknya aku jadi punya kenangan di situ. Dan, bisa menuliskan hikayat sepotong rindu ini.

  
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia


12 komentar:

  1. Wahhhh tahu dan jamur skripsi!! Lucu banget. Kreatif. Seru ya acara pasar-pasaran gini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha...Iya, seru. Dan, stan tahu dan jamur itu yang menurutku paling makjleb kurang ajarnya .

      Hapus
  2. Wah tampaknya seru sekali ya.. ^^
    Aisyah baru sekali ke Jogja saat mudik, hanya mengunjungi alun-alun dan malioboro saja..
    Lain kali kalau ke sana lagi bisa, pasar kangen ini bisa jadi tujuan destinasi insya Allah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, Aisyah mudiknya ke mana? Ntar kalau ke Jogja lagi bisa lho, ngabarin saya

      Hapus
  3. Pas tanggal Pasar Kangen, pas sibuk semua. Saya melong aja lihat postingan ig, fb, dan blog teman-teman. Eh, sekarang ini. Hikz.

    BalasHapus
  4. Mau banget ke Pasar Kangen, baca liputannya aja udah seru banget. Taun lalu saya baca dari temen saya nih, sekarang baca lagi. Kan jadi mupeng...hicks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf, Mbak Nunik. Postinganku bikin engkau mupeeeeng. Hehehe...

      Hapus
  5. Pasar tahunan yang bikin kangeeeen, tapi kangennya enggak pake band yaa belakangnya. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkakaka .... kalau pakai band, jadinya malah enggak ngangengiii

      Hapus
  6. Kan, sukaknya nulis tentang Jogja yang Berhati Mantan. Kan pengen aku -_- wkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. huahahaha ..... lha kepiye manehh? Ini Pasar Kangen, lho! Wis dadi agenda tahunan pisan.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!