APA yang terjadi belakangan ini sungguh memprihatinkan. Kalau tak kuat hati, bisa-bisa kita merasa terluka tiap saat. Yakni terluka oleh ujaran dan tulisan yang berseliweran di medsos.
Lidah memang lembek tak bertulang. Namun, sangat berpotensi untuk
bikin hati ini terpatah-patah dan tercacah-cacah. Maka berhati-hatilah
dengan lidah kita ini.
Demikian pula halnya dengan jari. Yup! Berhati-hatilah dengan jari lentik kita. Jangan asal tulis. Jangan asal mengemukakan apa yang sedang melintas di benak. Jangan asal memuntahkan isi hati. Terutama ketika dada ini sedang bergemuruh. Saat rasionalitas kita tengah mepet volumenya.
Tahan, tahan, tahan. Tahan dulu. Sabar dulu.
Demikianlah adanya. Idem ditto dengan lidah, jari kita pun butuh ditahan sekali waktu. Supaya tidak asal tulis.
Intinya begini. Kalau bisa bicara yang indah, mengapa mesti mengeluarkan sumpah serapah? Kalau bisa menulis tentang sesuatu yang positif, mengapa mesti menulis tentang hal yang negatif?
Iya, sih. Hidup adalah pilihan. Kita berhak memilih yang kita sukai. Yang ingin kita lakukan dan ucapkan. Tapi .... Apa bagusnya kalau pilihan kita malah bikin banyak pihak terlukai?
Maka jauh lebih baik jika kita menahan dan menjaga. Menahan lisan supaya tidak waton njeplak. Menjaga jari agar tidak waton nulis. Oke?
Maka jauh lebih baik jika kita menahan dan menjaga. Menahan lisan supaya tidak waton njeplak. Menjaga jari agar tidak waton nulis. Oke?
MORAL CERITA:
Bijaklah selalu dalam bertutur dan menulis.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!