Jumat, 12 Januari 2018

Jelajah Kawasan Borobudur

PAGI yang cerah pada tanggal 1-1-2018 ....

Jalanan masihlah amat sepi. Maklum saja. Begitulah tabiat pagi awal tahun Masehi. Setelah pesta semalam demi menyambut datangnya tahun baru, orang-orang selalu saja bangun kesiangan. Sungguh! Itu tabiat pagi yang tak kusukai sama sekali. 

Mengapa? Sebab aku selalu curiga, menduga-duga cemas begitu deh .... Kiranya mereka (yang Muslim) tidur sebelum atau sesudah shalat Subuh? Kalau tidurnya tidak sekalian sesudah shalat Subuh 'kan pasti enggak shalat tuuuh. Itu amat menyedihkan, bukan?

Hmm. Baiklah. Mari balik ke jalanan yang sepi. Bagaimana kok aku sampai tahu kalau jalanan masih amat sepi tatkala itu? Tentu tahu, dong. Aku dan Adiba 'kan sudah bersiap di tepi jalan, demi menunggu jemputan pada kurang lebih pukul tujuh. 

Mau ke mana, Maaak? Mau piknik. Tepatnya hendak ikut program jelajah kawasan Borobudur. Yang disponsori oleh Unesco itu, lho. Yang bekerja sama dengan Tirana  Art House &Kitchen.

Ke Candi Borobudur, ya? Bukaaan. Enggak ke Candi Borobudurnya lho, ya. Tapi ke kawasan Borobudur. Rencananya yang kami kunjungi adalah Candi Mendut, Candi Pawon, salah satu balkondes yang ada di sekitar Candi Borobudur, plus sentra batik dan keramik.

Mengapa tidak ke Candi Borobudurnya? Nah! Justru itu. Program yang kami ikuti ini sengaja tidak berfokus pada Candi Borobudurnya. Tujuannya  memang hendak mengenalkan destinasi-destinasi lain di sekitar Candi Borobudur. Supaya para wisatawan tidak melulu ke situ, lalu pulang. 

Adapun yang terutama, demi menyelamatkan Candi Borobudurnya. Aturan per hari si candi beken itu hanya boleh dinaiki 500 orang. Eh, faktanya sekarang per hari dinaiki 3.000 orang. Itu 'kan amat berbahaya. Berpotensi cepat rusak. Sungguh berbahaya dan eman-eman kalau tidak diantisipasi sejak dini. Walaupun sebenarnya, dimulai sekarang pun itungannya sudah agak telat. 

Aha! Awal tahun dan piknik. Pastilah seru pakai banget. Apalagi rute yang kami tempuh melintasi areal persawahan dan perbukitan. Sejauh mata memandang, hamparan pepohonan hijau menghadang. Alhamdulillah. Bisa mengobati kerinduanku akan sebuah desa yang nempel banget di hati, nun jauh di sana. Hmmm ... *uhuks*

Berhubung ada banyak cerita dari tiap destinasi, rasanya tak mungkin dirangkum semua dalam satu postingan. Maka insya Allah bakalan kuurai dalam beberapa postingan ke depan. Oke? 

Dan kiranya, postingan yang ini merupakan prolog dari postingan-postingan terkait yang berikutnya nanti. Tapi sebagai pemanis, silakan nikmati dulu beberapa pose manisku di bawah ini. Hehehe .... 

  
Di sentra keramik

Di bawah pohon bodhi, di halaman Candi Mendut


Di depan Candi Mendut



Inilah salah satu balkondes yang berada di kawasan Borobudur


Bagaimana? Terlihat seru sekali 'kan? Iya, dong. Memang seru, kok. Tak hanya terlihat seru, tapi memang betul-betul seru. Pokoknya bikin hidupku lebih hepi. Yang jelas, piknik awal tahun ini menjadi semacam realisasi dari salah satu resolusi 2018-ku. Haha! 

MORAL CERITA:
Banyak piknik itu ternyata harus dijadikan resolusi juga. Haha!


8 komentar:

  1. Huaaaaa jd rindu Jogja. Mau mau mau ah ke Borobudur tp ke Jogja dulu wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayooo Mbak, ngabari aku dong klo ke Jogjaaa๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€

      Hapus
  2. Mbak, kalau ke Borobudur aku pasti mampir ke candi Mendhut..pernah juga ke sentra keramik tapi cuma beli, enggak lihat prosesnya dll, terus ke candi Pawon belum hiks!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo Mbak, diulangiiii. Mestinya urutannya kekgini" Mendhut, Pawon-Borobudur๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€

      Hapus
  3. Hihihi.. ada kalimat yang menohok banget.. "biar wisatawan ga melulu ke situ, lalu pulang" >,<
    #aku bangeeeeeet yang itu#

    BalasHapus
  4. Huaaahaahaha..... Tapi yang kayak kamuh buaaanyaakkk

    #syyeddih

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!