PAGI yang cerah pada tanggal 1-1-2018 ....
Jalanan masihlah amat sepi. Maklum saja. Begitulah tabiat pagi awal tahun Masehi. Setelah pesta semalam demi menyambut datangnya tahun baru, orang-orang selalu saja bangun kesiangan. Sungguh! Itu tabiat pagi yang tak kusukai sama sekali.
Mengapa? Sebab aku selalu curiga, menduga-duga cemas begitu deh .... Kiranya mereka (yang Muslim) tidur sebelum atau sesudah shalat Subuh? Kalau tidurnya tidak sekalian sesudah shalat Subuh 'kan pasti enggak shalat tuuuh. Itu amat menyedihkan, bukan?
Hmm. Baiklah. Mari balik ke jalanan yang sepi. Bagaimana kok aku sampai tahu kalau jalanan masih amat sepi tatkala itu? Tentu tahu, dong. Aku dan Adiba 'kan sudah bersiap di tepi jalan, demi menunggu jemputan pada kurang lebih pukul tujuh.
Mau ke mana, Maaak? Mau piknik. Tepatnya hendak ikut program jelajah kawasan Borobudur. Yang disponsori oleh Unesco itu, lho. Yang bekerja sama dengan Tirana Art House &Kitchen.
Ke Candi Borobudur, ya? Bukaaan. Enggak ke Candi Borobudurnya lho, ya. Tapi ke kawasan Borobudur. Rencananya yang kami kunjungi adalah Candi Mendut, Candi Pawon, salah satu balkondes yang ada di sekitar Candi Borobudur, plus sentra batik dan keramik.
Mengapa tidak ke Candi Borobudurnya? Nah! Justru itu. Program yang kami ikuti ini sengaja tidak berfokus pada Candi Borobudurnya. Tujuannya memang hendak mengenalkan destinasi-destinasi lain di sekitar Candi Borobudur. Supaya para wisatawan tidak melulu ke situ, lalu pulang.
Mengapa tidak ke Candi Borobudurnya? Nah! Justru itu. Program yang kami ikuti ini sengaja tidak berfokus pada Candi Borobudurnya. Tujuannya memang hendak mengenalkan destinasi-destinasi lain di sekitar Candi Borobudur. Supaya para wisatawan tidak melulu ke situ, lalu pulang.
Adapun yang terutama, demi menyelamatkan Candi Borobudurnya. Aturan per hari si candi beken itu hanya boleh dinaiki 500 orang. Eh, faktanya sekarang per hari dinaiki 3.000 orang. Itu 'kan amat berbahaya. Berpotensi cepat rusak. Sungguh berbahaya dan eman-eman kalau tidak diantisipasi sejak dini. Walaupun sebenarnya, dimulai sekarang pun itungannya sudah agak telat.
Aha! Awal tahun dan piknik. Pastilah
seru pakai banget. Apalagi rute yang kami tempuh melintasi areal
persawahan dan perbukitan. Sejauh mata memandang, hamparan pepohonan
hijau menghadang. Alhamdulillah. Bisa mengobati kerinduanku akan sebuah
desa yang nempel banget di hati, nun jauh di sana. Hmmm ... *uhuks*
Berhubung
ada banyak cerita dari tiap destinasi, rasanya tak mungkin dirangkum
semua dalam satu postingan. Maka insya Allah bakalan kuurai dalam
beberapa postingan ke depan. Oke?
Dan kiranya, postingan yang ini
merupakan prolog dari postingan-postingan terkait yang berikutnya nanti.
Tapi sebagai pemanis, silakan nikmati dulu beberapa pose manisku di
bawah ini. Hehehe ....
Di sentra keramik |
Di bawah pohon bodhi, di halaman Candi Mendut |
Di depan Candi Mendut |
Inilah salah satu balkondes yang berada di kawasan Borobudur |
MORAL CERITA:
Banyak piknik itu ternyata harus dijadikan resolusi juga. Haha!
Huaaaaa jd rindu Jogja. Mau mau mau ah ke Borobudur tp ke Jogja dulu wkwkwk
BalasHapusAyooo Mbak, ngabari aku dong klo ke Jogjaaa๐๐๐
HapusMbak, kalau ke Borobudur aku pasti mampir ke candi Mendhut..pernah juga ke sentra keramik tapi cuma beli, enggak lihat prosesnya dll, terus ke candi Pawon belum hiks!
BalasHapusAyo Mbak, diulangiiii. Mestinya urutannya kekgini" Mendhut, Pawon-Borobudur๐๐๐
HapusHihihi.. ada kalimat yang menohok banget.. "biar wisatawan ga melulu ke situ, lalu pulang" >,<
BalasHapus#aku bangeeeeeet yang itu#
Huaaahaahaha..... Tapi yang kayak kamuh buaaanyaakkk
BalasHapus#syyeddih
Resolusinya asik hehehe
BalasHapusHehehe ...
Hapus