HALO kawan Pikiran Positif? Apa kabar?
Semoga kabar kalian makin baik setelah membaca postingan-postingan di blog ini. Masak sih, setelah berkunjung ke blog Pikiran Positif malah menjadi bete alias berpikiran negatif? Kontradiktif dong 'ntar jadinya.
O, ya. Bagaimana jika kali ini kita memperbincangkan tentang "mengeluh"? Memperbincangkannya lho, ya. Bukan mengeluh bersama-sama. Hehehe ....
Ada apa dengan "mengeluh" sehingga perlu diperbincangkan? Sebab ada bahayanya. Iya, serius. Mengeluh itu berbahaya. Terlebih jika dilakukan secara kontinu dan konsisten. Tiap hari. Tiap jam. Tiap saat. Wuaaah!
Lalu, apa bahaya dari mengeluh? Hmm. Bila terbiasa mengeluh, lambat laun kebahagiaan kita bakalan terampas. Siapa yang merampasnya? Diri kita sendiri, dong. Siapa lagi?
Penjelasannya begini. Mengeluh itu 'kan dipicu oleh rasa tidak puas. Merasa diri kurang beruntung daripada orang lain. Selalu merasa lebih sial daripada orang lain. Yang artinya, kurang bersyukur atas segala pemberian-Nya.
Iya. Mengeluh itu = kurang bersyukur. Jadi, makin banyak mengeluh = makin minimal rasa syukurnya.
Nah, nah. Kalau kurang bersyukur, mana bisa merasa bahagia? Bukankah keluhan ada sebab tidak adanya rasa syukur? Sementara rasa syukur itulah yang bisa mendatangkan kebahagiaan.
Alhasil, mengeluh itu = memutus kebahagiaan kita sendiri. Iya toh? Nauzubillahi mindzalik.
MORAL CERITA:
Diri kita sendirilah yang bisa membahagiakan kita.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!