Jumat, 23 Maret 2018

Akulah Sang Jawaban Itu

KEMARIN pagi aku sungguh terhenyak secara mendadak. Demikian terpana bin terpukau, manakala seseorang (yang barusan kuajak berkenalan) berkata, "Allahu Akbar!  Ya Allah .... Kakak adalah jawaban atas doa-doa saya."

Mendengar perkataan yang penuh nada riang gembira itu, mau tak mau aku tersenyum. Mungkin senyum yang setengah nyengir. Dan, setengahnya lagi merupakan senyum yang enggak jelas.  

"Tahu enggak,  Kak? Selama ini saya selalu berdoa agar dipertemukan dengan seorang penulis. Saya ingin tahu hidup seorang penulis. Ingin belajar nulis juga. Dan ternyata, hari ini bertemu dengan Kakak. Alhamdulillah," lanjutnya.

Aku masih meresponsnya hanya dengan senyuman. Tapi kali ini senyumanku lebih jelas. Yakni jelas-jelas senyum yang menyiratkan keharuan. Eeeaaa .... 

Betapa aku tidak terharu? Tatkala pada detik yang sama aku sedang merasa tak berguna, tiba-tiba dia dikirim oleh-Nya untukku. Untuk menguatkan hatiku. Untuk membangkitkan lagi semangatku.

Dan kukira, yang terpenting adalah kembalinya kepercayaan diriku yang "hanya berkarier" sebagai penulis dan blogger ala-ala. Haha!  Ini serius, lho.

Tahukah Anda? Bahkan mereka yang merupakan lingkaran terdekatku, mayoritas sangat meyakini bahwa diriku ini sebetulnya seorang pengangguran. Huft! Sebuah keyakinan yang amat menghantam rasaku, deh.

Maka tak berlebihan, bila aku merasa demikian terharu atas segala perkataan kenalan baruku itu.

Dalam hati aku pun berbisik, "Terima kasih, Tuhan. Kau bangkitkan lagi semangatku melalui cara tak terduga seperti ini. Dengan cara menjadikanku sebagai jawaban atas doa seseorang."

Alhamdulillah.


MORAL CERITA:
Rasa percaya diriku ternyata masih fluktuatif.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!