USAI sudah hiruk pikuk PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Kini tibalah saatnya untuk berpijak pada bumi kenyataan. Mau kecewa atau puas, yang jelas anak-anak peserta PPDB sudah memasuki sekolah baru masing-masing.
Dan, sekolah baru berarti seragam baru. Suka atau tidak suka dengan seragamnya itu, tiap anak toh wajib mengenakannya. Masak hendak menolak dengan alasan tidak suka? Iseng amat.
Yup! Meskipun faktanya ada anak yang pada awalnya tak rela memakai seragam sekolah barunya, rasanya belum pernah ada huru hara terkait hal tersebut. Hehehe ....
Tapi tahukah Anda? Di mata seorang penjahit profesional, seragam sekolah ternyata memang ada prestisenya. Terkhusus seragam untuk sekolah lanjutan. Baik lanjutan pertama maupun lanjutan atas.
Intinya begini. Makin ngehitz sebuah sekolah, makin hafallah sang penjahit dengan motif seragam sekolah tersebut. Jadi begitu kita datang ke seorang penjahit, lalu mengeluarkan lembaran kain seragam, sang penjahit bisa langsung mengenalinya. "Oooh, diterima di SMP X, ya? Diterima di SMA Y, ya? "
Lain halnya bila yang kita jahitkan adalah seragam sekolah yang tak ngehitz. Sang penjahit pasti akan bertanya, "Ini seragam sekolah mana, sih? Rasanya kok saya belum pernah melihatnya."
Duh! Gubraks banget 'kan? Kalau kita baperan, pastilah jadi sedikit terluka hati. #lebay
Padahal sesungguhnya, sang penjahit tak bermaksud melukai hati kita. Hati sang calon konsumen jasanya. Dia hanya bertanya. Sekadar kepo maksimal. Itu saja. Hehehe ....
MORAL CERITA:
Belajar maksimallah agar diterima di sekolah ngehitz sehingga seragammu dikenali. Haha!
*****
Sebagai penutup, coba tebak. Berikut ini seragam sekolah mana? Kuncinya terletak pada seragam batiknya. Bila ternyata tak seorang pun dari pembaca yang tahu jawabannya, berarti seragam sekolah tersebut kurang ngehitz. Wuuuaaah!
Dan, sekolah baru berarti seragam baru. Suka atau tidak suka dengan seragamnya itu, tiap anak toh wajib mengenakannya. Masak hendak menolak dengan alasan tidak suka? Iseng amat.
Yup! Meskipun faktanya ada anak yang pada awalnya tak rela memakai seragam sekolah barunya, rasanya belum pernah ada huru hara terkait hal tersebut. Hehehe ....
Tapi tahukah Anda? Di mata seorang penjahit profesional, seragam sekolah ternyata memang ada prestisenya. Terkhusus seragam untuk sekolah lanjutan. Baik lanjutan pertama maupun lanjutan atas.
Intinya begini. Makin ngehitz sebuah sekolah, makin hafallah sang penjahit dengan motif seragam sekolah tersebut. Jadi begitu kita datang ke seorang penjahit, lalu mengeluarkan lembaran kain seragam, sang penjahit bisa langsung mengenalinya. "Oooh, diterima di SMP X, ya? Diterima di SMA Y, ya? "
Lain halnya bila yang kita jahitkan adalah seragam sekolah yang tak ngehitz. Sang penjahit pasti akan bertanya, "Ini seragam sekolah mana, sih? Rasanya kok saya belum pernah melihatnya."
Duh! Gubraks banget 'kan? Kalau kita baperan, pastilah jadi sedikit terluka hati. #lebay
Padahal sesungguhnya, sang penjahit tak bermaksud melukai hati kita. Hati sang calon konsumen jasanya. Dia hanya bertanya. Sekadar kepo maksimal. Itu saja. Hehehe ....
MORAL CERITA:
Belajar maksimallah agar diterima di sekolah ngehitz sehingga seragammu dikenali. Haha!
*****
Sebagai penutup, coba tebak. Berikut ini seragam sekolah mana? Kuncinya terletak pada seragam batiknya. Bila ternyata tak seorang pun dari pembaca yang tahu jawabannya, berarti seragam sekolah tersebut kurang ngehitz. Wuuuaaah!
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!