MUNGKIN kalian bertanya-tanya, "Langsing sehat bersama Malamuseum? Apa Komunitas Malamuseum sekarang punya program kebugaran? Semacam senam massal atau melakukan yoga bersama-sama tiap Minggu pagi?"
Tentu tidak dong, ah. Malamuseum masih berpegang teguh pada khittahnya, kok. Masih setia berada di jalur dolan sejarah. Belum berubah menjadi dolan senam.
Percayalah. Diriku ini sama sekali tidak berdusta. Kalau kurang percaya, silakan tengok akun IG-nya di @malamuseum ....
Lalu, mengapa judul tulisan ini "Langsing Sehat Bersama Malamuseum"? Hahaha! Sebab kenyataannya, lemak-lemah tubuhku banyak yang terbakar hingga luntur, gara-gara sering dolan sejarah dengan Malamuseum.
Kok bisa? Bisa bangeeet, dong. Dolan sejarahnya 'kan dilakukan dengan berjalan kaki. Divisi yang mengelolanya saja berlabel JWT (Jogja Walking Tour).
Ya sudah. Memang aktivitas kami full berjalan kaki. Bergeser dari satu spot sejarah ke spot sejarah yang lainnya dengan berjalan kaki.
Kalau keasyikan memotret sebuah objek sehingga ketinggalan rombongan, pada akhirnya malah harus berlari-lari kecil juga. Macam orang jogging. Demi menyusul rombongan tercinta 'kan ya?
Bila dilihat dari sudut pandang dunia olahraga, jarak tempuh dolan kami relatif dekat. Namun jangan lupa, bagi kaum mager sepertiku, ya cukup memeras tenaga. Apalagi kalau kebetulan spot yang mesti dikunjungi banyak. Mana lokasinya saling berjauhan pula.
Belum lagi kalau matahari sedang bersinar cetar membahana. Makin terperas deh, keringatku. Dijamin ketika balik ke rumah, maunya selonjoran sembari dipijit-pijit kaki ini. Hehehe ....
Sebagai bukti bahwa aktivitas dolan sejarah kami memang full berjalan kaki, silakan cermatilah deretan foto berikut.
Tentu tidak dong, ah. Malamuseum masih berpegang teguh pada khittahnya, kok. Masih setia berada di jalur dolan sejarah. Belum berubah menjadi dolan senam.
Percayalah. Diriku ini sama sekali tidak berdusta. Kalau kurang percaya, silakan tengok akun IG-nya di @malamuseum ....
Lalu, mengapa judul tulisan ini "Langsing Sehat Bersama Malamuseum"? Hahaha! Sebab kenyataannya, lemak-lemah tubuhku banyak yang terbakar hingga luntur, gara-gara sering dolan sejarah dengan Malamuseum.
Kok bisa? Bisa bangeeet, dong. Dolan sejarahnya 'kan dilakukan dengan berjalan kaki. Divisi yang mengelolanya saja berlabel JWT (Jogja Walking Tour).
Ya sudah. Memang aktivitas kami full berjalan kaki. Bergeser dari satu spot sejarah ke spot sejarah yang lainnya dengan berjalan kaki.
Kalau keasyikan memotret sebuah objek sehingga ketinggalan rombongan, pada akhirnya malah harus berlari-lari kecil juga. Macam orang jogging. Demi menyusul rombongan tercinta 'kan ya?
Bila dilihat dari sudut pandang dunia olahraga, jarak tempuh dolan kami relatif dekat. Namun jangan lupa, bagi kaum mager sepertiku, ya cukup memeras tenaga. Apalagi kalau kebetulan spot yang mesti dikunjungi banyak. Mana lokasinya saling berjauhan pula.
Belum lagi kalau matahari sedang bersinar cetar membahana. Makin terperas deh, keringatku. Dijamin ketika balik ke rumah, maunya selonjoran sembari dipijit-pijit kaki ini. Hehehe ....
Sebagai bukti bahwa aktivitas dolan sejarah kami memang full berjalan kaki, silakan cermatilah deretan foto berikut.
Ngumpul dulu di teras Museum Sudirman |
Lagi di tengah jalan di Kampung Bintaran, nih .... |
Saat Jelajah Kauman (1) |
Saat Jelajah Kauman (2) |
Berpanas-panas di Malioboro |
Di Pelataran Masjid Gedhe Kauman |
Di Malioboro |
Di seberang bekas gedung bioskop Indra |
Di teras gedung DPRD DIY |
Di sebelah barat Kantor Pos Besar |
Di Pendopo Lawas (sisi timur altar) |
Di sisi selatan altar (alun-alun utara) |
Baik. Cukup ya, parade foto serunya. Semoga berhasil membangkitkan minat kalian untuk bergabung dengan kami. Tentu setelah badai COVID-19 benar-benar berlalu.
O, ya. Fokus tulisan ini pada semangat berjalan kakinya. Bukan pada penjelasan sejarahnya. Kalau penjelasan sejarahnya sudah tersebar di beberapa tayangan dalam blog ini 'kan? Silakan mengeksplorasinya jika berkenan.
Akhirul kata ....
Jika mager untuk berolahraga di akhir pekan, ikutlah "piknik" yang diadakan oleh Malamuseum-JWT. Manfaatnya bisa ganda, lho. Badan langsing sehat, wawasan sejarah kita pun bertambah. Serius.
MORAL CERITA:
Selalu ada sisi lain dari sebuah aktivitas.
O, ya. Fokus tulisan ini pada semangat berjalan kakinya. Bukan pada penjelasan sejarahnya. Kalau penjelasan sejarahnya sudah tersebar di beberapa tayangan dalam blog ini 'kan? Silakan mengeksplorasinya jika berkenan.
Akhirul kata ....
Jika mager untuk berolahraga di akhir pekan, ikutlah "piknik" yang diadakan oleh Malamuseum-JWT. Manfaatnya bisa ganda, lho. Badan langsing sehat, wawasan sejarah kita pun bertambah. Serius.
MORAL CERITA:
Selalu ada sisi lain dari sebuah aktivitas.
Selain dapet pelajaran sejarahnya, dapet juga langsingnya.. begitu ya mba? Wkwkwkwkwk
BalasHapushahaha.. iya, memang demikiaanlah adanya ...
HapusJadi sekarang 'malamuseum' itu jadi semacam merk untuk pil diet gitu ya? Hahaha, enek wae.
BalasHapusDah lama gak join acara ini. Nanti deh kalau ada yang nantang lagi aku ikut sama kamu.
Berarti ini kemarin jelajah sekitar kontrakan dong
Iyaaa, pakai tutupan muka dong pas ketemy para tetangga...hehehehe ...
HapusKangen deh jalan2 bareng malam museum lagi.. Sayang sikon nggak memungkinkan nih. Kalau wabah sudah hilang, pengen banget jelajah bareng malam museum lagi..
BalasHapusMari kita rencanakan hal-hal indah demi menghadapi masa kemerdekaan nanti.
Hapusbaru tahu saya mba ada komunitas namanya Malamuseum, wah kapan-kapan bisa gabung niy kalau kondisina sudah membaik ya Mba
BalasHapusAlhamdulillah jadi tahu berkay tulisan sederhana ini. Yoiiii, mari ikut kami menjelajah sejarah. Nanti saat segalanya kondusif.
HapusPengen ikutan jalan-jalannya tapiii...ragu juga, kuat ga ya kira-kira jalan kaki plus panas-panasan. Duh, bikin tambah langsing aja
BalasHapushmmm.... gimana klo bikin afirmasi positif, kuat kuat kuat
HapusAku setuju banget soal berpikir positif dengan tetap realistis
BalasHapusYoiii, Beibs.
HapusNah kalau saya, abis jalan-jalan malah terus lahap mbk makannya, Piye iki? wkkwkk
BalasHapusHahaha, waduuugh. Gak bisa komen saiiaaa.
HapusTinggal ndaftar, Mbak. Kalau kebagian kuota, kita bisa ikut. Kalau kehabisan kuota, kita ditolak. Hahahah... Peminat banyak sih, jadinya cepet-cepetan.
HapusLho, balasan utk Mbak Win nyasar di siniii. Hahaha...
HapusAku bisa membayangkan, dengan kegiatan seperti itu jelas akan terjaga kondisi tubuh ideal (TB & BB). Btw gimana caranya ikutan kegiatan Malamuseum, mba Tien?
BalasHapusMbakkk, balasan untukmu malah nyasar di atas yaa hihihi..
Hapuskegiatan yang sangat positif, menghasilkan sesuatu lagi
BalasHapushehehe .. iya nih, Mas. TErima kasih atas atensinya.
HapusAku pernah ikutan sekali, pengen lagi soalnya asik wkwk btw follback kak
BalasHapussudah ya, sudah aku follback
HapusKeren deh kegiatan2 kayak gini, sayangnya nih masih ada Covid-19, jadi terpaksa kegiatan2 kayak gini pasti ditiadakan dulu.
BalasHapusSemoga wabah ini segera berakhir. Aamiin...
aamiiin ...
Hapusiya, ini kami off dulu, belum tahu kapan berkegiatan lagii.
kegiatan semacam ini sekarang belum boleh ya mba, karena masih ada himbauan utk tdk mengadakan kegiatan yn melibatkan banyak ornag, dengan mewabahnya corona
BalasHapusiya, kami belum berkegiatan lagi iniii
HapusIlmu dapat, sehat juga dapat kalo emang fokus jalan kakinya ya
BalasHapushahahha, iya, Bang...
Hapus