HAI, Sobat PIKIRAN POSITIF. Kita jumpa di penghujung Januari 2022, nih. Jelang perayaan Imlek 2022. Kira-kira seseru apa ya, perayaan Imlek 2022 di Yogyakarta?
Akankah perayaan Imlek 2022 di Yogyakarta diramaikan dengan PBTY (Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta)? Kalau iya, akankah PBTY kembali digelar secara luring di Kampung Ketandan? Atau, tetap dihelat secara virtual seperti tahun lalu?
Silakan klik di sini untuk tahu lebih banyak tentang pecinan (Kampung Ketandan) di Yogyakarta.
O la la! Setelah cari informasi sana-sini, akhirnya kutemukan jawabannya di akun IG @pekanbudayationghoayogyakarta (tiwas googling angel-angel dengan berbagai kata kunci hehehe ...).
Ternyata PBTY 2022 bakalan diselenggarakan secara virtual. Sama seperti tahun lalu. Alasannya pastilah pandemi yang tak ramah acara yang mengundang kerumunan. Yeah, mau bagaimana lagi?
Kangen PBTY Luring (Offline)
Terusterang saja aku kangen sekali dengan PBTY luring. Terkhusus pada panggung kesenian dan stan-stan makanan halalnya. Hahaha!
Namun, apa boleh buat? Dua tahun belakangan situasi dan kondisi tidak memungkinkan. Daripada daripada dan daripada, bukankah memang lebih baik PBTY diselenggarakan daring? Semoga tahun depan telah bisa luring PBTY-nya.
Silakan baca juga "Kesanku Tentang PBTY 2020" untuk mengetahui keseruan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta alias PBTY, jika diselenggarakan secara luring.
Selain menonton pertunjukan barongsai dan sederet pertunjukan menarik lainnya, yang asyik dari PBTY pastilah melimpahnya kesempatan untuk jeprat-jepret dengan nuansa Imlek.
Yoiii. Bagiku yang red lover, nuansa merah di seluruh area PBTY adalah sesuatu yang membahagiakan. Membuat diri ini tersemangati. Baguuus banget dijadikan latar berfoto maupun berswafoto.
O, ya. Sekadar buat pamer, salah satu foto narsisku di PBTY 2020 sukses mendatangkan gopay seratus ribu rupiah. Iya, foto tersebut kuikutkan sebuah giveaway dan akhirnya berhasil menjadi salah satu pemenang. Alhamdulillah.
PBTY Virtual 2022
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta tahun ini dijadwalkan berlangsung dari tanggal 11-15 Februari. Tema yang dipilih panitia adalah "Lestari Budayaku, Mewangi Negeriku". Silakan imajinasikan sendiri deh, makna dari tema indah tersebut.
Ngomong-ngomong, sudah tahukah kalian bahwa tahun 2022 merupakan tahun Macan Air? Kalau belum, sekarang otomatis sudah tahu "kan? Tuh baru saja kusebutkan.
Silakan baca juga "Aku, Imlek, dan Hal-hal Tak Terlupakan".
Kesimpulan
Ternyata aku telah kecanduan lampion Imlek dan PBTY. Hmm. Itulah sebabnya ketika perayaan Imlek 2022 di Yogyakarta tidak dilengkapi keduanya, serasa ada yang hilang dari hati ini. Halaaah.
Bahagia sekali dirimu ya sebagai red lover. Aku jadi tertarik untuk ikutan juga liak2 perayaan imlek. Di sini tuh ndatau aku...anak rumahan pol nda kemana2 nda ada teman jalan kasiaan. Oke semangat terus ya dengan red colournya...
BalasHapusBTW aku pun seringnya sendirian ke mana-mana. Cuma, sering pula sama the gens. Hahahaha!
Hapusaku juga lagi kangen perayaan IMlek di Pontianak maupun di SIngkawang. Apalagi saat cap Go Meh, rame dan serunya minta ampun. Sekarang semua ditiadakan
BalasHapusSemoga pandemi ini segera berlalu ya, Bang. Jadi, perayaan Imlek bisa leluasa.
HapusWah eman yo Mbak, tahun ini virtual. Coba nggak. Lak mesti rame banget jadinya. Btw, aku suka instagram sampean Mbak. Banyak ngangkat sisi/sudut Jogja yang nggak biasa diekspos orang. Trus enaknya... Ignya banyak postingan organil dibanding promo produk. ��
BalasHapusWah iyaa, super rame pastinya.
HapusTerima kasih ya telah menyukai IG-ku. BTW utk postingan produk klo sdh memungkinkan kuhapus yaaa kuhapus.
Selamat hari raya imlek kak, smga jext year gak ad lg tuh copid yg membatasi
BalasHapusIya, semoga segera datang era perayaan Imlek noncovid. Terima kasih, ya.
HapusKami yang tinggal di pedesaan, gebyar imlek tidak pernsh terasa, Mbak Agustina.
BalasHapusHalo, Ibu. Hehehe .... Iya. Kalau di pedesaan, apalagi yg tak ada warga berdarah Tionghoa, paatinya Imlek terasa biasa saja.
Hapushallo,.tante agustina apa kabar? berbicara akan perayaan imlek pasti seru, dan ramai banget itu. sayangnya ? ada corona sehingga perayaannya jadi daring ya tante,jadi kurang seru tapi semoga corona segera pergi agar siapapun itu bisa menyaksikan imlek secara langsung . jujur, saya pun juga pengen rasanya kalau si corona ini dah pergi, ingin menyaksikan pertunjukan imlek termasuk lihat pertunjukan barongsay-,.makhlum di daerah saya tak ada keturunan tionghoa.
BalasHapusIya, Tari. Semoga kehidupan kembali bebas ya. Kamu pun bisa bebas hunting buat nonton barongsay.
HapusSekarang semua serba gampang ya, mau acara-acara serba daring, memang bagusnya begitu karena mengingat kondisi sekarang lebih baik menghindari kerumunan. Sejujurnya acara Imlek seru banget bisa liat barongsai
BalasHapusMau tidak mau harus daring, Kak, semasih bisa dilakukan daring.
HapusSayangnya masih ada yang kurang ya mbak. Semoga tahun depan pandemi sudah menghilang, jadi merayakan Imlek lebih meriah dari tahun ini
BalasHapusSemoga. Sudah terlalu lama pandemi sehingga rasanya bikin gila.
HapusWah samaan mbak, akupun red lover, segala macam warna merah termasuk pink wkkwk, jadi kalau ada nuansa merah aku pasti bahagia termasuk nuansa imlek wlpn aku ga merayakan tp ikut bahagia hihi
BalasHapusHahahaha ... Tosss, Mbak.
HapusWahh udah lama banget gak event ini di yogyakarta, apalagi semasa pandemi gini jadi tambah jarang keluar rumah.. Terakhir 2 taun yang lagi kayaknya sih..
BalasHapusYa, Imlek 2020 aku masih nonton barongsai di Ketandan, kok. Malah beberaa hari sebelumnya, aku juga ke Solo nonton lampion-lampion.
Hapus