Menemani anak menuliskan cerita tidak semata-mata bertujuan untuk menjadikannya penulis profesional. Poin pentingnya justru tidak di situ.
HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Semoga kalian tetap konsisten mengedepankan pikiran positif. Mungkin cenderung berat untuk dilakukan di tengah berkecamuknya kondisi sekarang. Namun, percayalah. Niscaya kita bisa. Tentu sejauh mau berusaha keras.
Baiklah. Kali ini hendak kurangkumkan isi sebuah acara bagus dari IIDN (Ibu Ibu Doyan Nulis). Tepatnya dari penyelenggaraan Writing with Kids Class.
Acara tersebut berlangsung via zoom pada tanggal 6 Maret 2022 lalu. Kurang lebih dimulai pada pukul 19.30 hingga 21.30 WIB. Tema yang diangkat "Menemani Anak Menuliskan Cerita".
Pematerinya Cikgu Anna Farida (penulis buku pendidikan keluarga) bersama Qosima. Tak lain dan tak bukan, Qosima adalah putri bungsu Cikgu Anna Farida. Ia kini berusia 14 tahun.
Iya, betul. Di situ Qosima hadir sebagai "bukti nyata" dari kesabaran sang ibu (orang tua) dalam menemani anak menulis cerita. Sudah pasti Qosima membawa serta buku terbarunya, yaitu Seni Berbicara ala ABG: Ketika Ibumu Menjadi Macan, Bagaimana Menaklukkannya?
Antusiasme Peserta Writing with Kids Class
Acara berjalan seru dan menyenangkan. Cikgu Anna memberikan penjelasan gamblang sehingga mudah dipahami dan kemudian dipraktikkan peserta. Sesi tanya jawab pun berlangsung dengan antusias.
Suasana pecah ketika tiba giliran Qosima berbicara. Mula-mula ia membacakan beberapa cuplikan dari bukunya.Karena kelugasan kalimat-kalimatnya, sontak bikin peserta tertawa-tawa.
Qosima juga bertutur tentang suka dukanya dalam menyelesaikan buku tersebut. Menjawab pula pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya. Pastinya dengan kelugasan dan logatnya yang khas.
Singkat kata, peserta menjadi kepo dengan buku Seni Berbicara ala ABG: Ketika Ibumu Menjadi Macan, Bagaimana Menaklukkannya?. Ya sudah. Usai acara ramai-ramai order, dong. Terlebih ada diskon 25 ribu bagi peserta.
Memang keren bukunya. Ulasanku terhadap buku itu bisa dilihat di Rak Buku Tinbe. Tepatnya di tulisan berjudul "[Book Review] Ketika Ibumu Menjadi Macan".
Mengapa Anak Perlu Belajar Menulis Cerita?
Cikgu Anna menegaskan bahwa anak-anak belajar menulis tujuannya bukan untuk dicetak sebagai penulis profesional. Poin utamanya bukan itu. Kalau pada akhirnya ada yang menjadi penulis profesional, itu merupakan sebuah konsekuensi logis.
Lalu, buat apa anak belajar menulis? Tak lain dan tak bukan, tujuannya agar anak sanggup memfungsikan keterampilan menulisnya sehingga bisa memiliki kemampuan berkomunikasi nonverbal yang baik.
Begitulah adanya. Menemani anak menulis cerita berarti membimbingnya agar mampu berkomunikasi melalui tulisan secara baik dan benar. Plus melatih anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara lebih terstruktur.
Alhasil dengan membaca ceritanya (tulisannya), orang lain langsung paham apa yang dirasakan dan diinginkan anak. Tidak perlu melalui prosesi salah paham dulu.
Manfaat Anak Terampil Menulis
Manfaat anak terampil menulis dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Berikut rinciannya.
Bagi Anak:
- Bekal keterampilan menulis akan sangat mendukung anak dalam menjalani studinya, bahkan hingga ia kelak bekerja.
- Bekal keterampilan menulis dapat membantu anak menstabilkan emosinya. Dengan menuliskan isi pikiran dan perasaannya, anak bisa mengungkapkan hal-hal yang mengganggunya, yang mungkin tak sanggup terucapkan secara lisan.
- Menunjukkan moment of the truth. Menulis adalah sarana bagi anak untuk jujur dalam mengungkapkan isi hati dan pikiran.
Bagi Orang Tua:
Orang tua menjadi tahu isi pikiran dan perasaan anak yang sesungguhnya. Tak terelakkan, orang tua acap kali terlena. Anak terlihat baik-baik saja, tetapi ternyata terintimidasi dalam diam.
Itulah sebabnya tulisan anak yang jujur bisa menjadi aha moment, moment of the truth bagi orang tua. Sungguh momen emas karena orang tua bisa tersentil (untuk kemudian memperbaiki sikap).
Apa yang Mesti Dilakukan Orang Tua Ketika Menemani Anak Menulis Cerita?
Dalam menemani anak menuliskan cerita, yang paling wajib dilakukan orang tua adalah memberikan apresiasi. Terutama ketika anak sukses menyelesaikan tulisan (cerita)-nya.
Namun, perlu digarisbawahi bahwa memberikan apresiasi tidaklah sekadar berucap "bagus, bagus". Lebih baik berikan apresiasi dengan hal-hal nyata. Di antaranya:
- Alokasikan waktu khusus untuk menemani anak menuliskan cerita
- Bantu anak untuk mengarsipkan karya sehingga ia tahu capaiannya (tanpa perlu membandingkan dengan anak lain sekalipun saudara sekandung)
- Berikan masukan untuk tulisan (ceritanya)
- Jangan mengganggu anak ketika ia sedang menulis atau membaca (misalnya dengan meminta tolong diambilkan sesuatu)
Arti Menulis Cerita
Apakah hanya anak yang sudah mampu membaca dan menulis, yang bisa ditemani menuliskan cerita? Jawabnya, TIDAK. Cerita di sini bisa berupa gambar, bisa pula berupa aksara (teks).
Untuk anak yang balita yang pada umumnya belum paham aksara, tetapi punya sejuta imajinasi cerita, orang tualah yang membantu menuliskan imajinasinya itu.
Sampai kapan bantuan dilakukan? Sampai si anak bisa membaca dan menulis. Tergantung pula dengan situasi dan kondisinya kelak.
Jika yang ditemani menuliskan cerita adalah anak-anak yang sudah mampu baca-tulis, orang tua bisa memberikan masukan agar mereka memperkuat 5 W 1 H-nya.
Solusi dari IIDN Writing Academy
Sebagai orang tua, kita tentu bangga jika sang buah hati berprestasi dalam suatu bidang. Termasuk dalam bidang tulis-menulis. Terlebih kalau kita juga berkecimpung di dunia kepenulisan. Rasanya seperti telah sukses mewariskan satu jurus kesaktian pamungkas ke anak cucu.
Namun, fakta berbicara lain. Terbukti tak sedikit orang tua, termasuk yang berprofesi sebagai penulis, yang kesusahan menemani anaknya menuliskan sebuah cerita.
Penyebabnya bermacam-macam, antara lain kurang memahami mood menulis si anak, lupa bahwa anak punya karakter berbeda dengan orang dewasa, dan bersikap kurang sabaran.
Alhasil, jika orang tua tak pandai-pandai bersiasat dalam menemani anak menulis cerita, ujung-ujungnya tulisan si buah hati hanya menjadi naskah mangkrak bin mubazir. Sayang sekali 'kan?
Untuk itulah sebagai solusi, IIDN Writing Academy mempersembahkan Writing with Kids Class dengan tema "Menemani Anak Menuliskan Cerita".
Syukurlah penyelenggaraan Writing with Kids Class berjalan lancar jaya. Banyak ilmu dan wawasan yang dapat diserap oleh para peserta. Kiranya kelas ini telah betul-betul menjadi solusi.
Penutup
Perlu diketahui bahwa Writing with Kids Class adalah salah satu kelas berbayar yang diselenggarakan oleh IIDN Writing Academy. Jika ingin tahu kegiatan-kegiatan lain yang akan diselenggarakan, silakan memantau akun Instagram IIDN @ibuibudoyannulis dan jangan lupa untuk menjadi follower-nya.
Jangan lupa pula untuk berpraktik "menemani anak menuliskan cerita". Semoga dapat konsisten sehingga kelak berhasil memanen hasil terbaik.
Semangat nulisnya..
BalasHapusSiap, Bang.
Hapusperbanyak membaca niscaya kegiatan tulis menulis akan terbantu. nice info ya mba
BalasHapusYup
HapusNgomongin anak menulis, karena belum punya anak #Upss
BalasHapusJadi aku selalu perhatiin adikku.Nah, di usia dia yang remaja, kadang aku lihat dia suka nulis-nulis cerita juga mbak. Ya,biasalah cerita tentang remaja dan tokoh di dunia game karena dia suka main game. Dan ternyata, dia cukup pemalu aku lihat cerita hasil ketikkanya. Mau lihat dikit aja gak boleh wkwkwkw
Hahaha... Idem dg anakku berarti. Laah gimana mau mendampinginya kalau baca tulisannya aja gak boleh huhuhu...
HapusAnakju kayaknya punya bakat nulis deh tulisannya Lebih tertata dah seperti cerita ...Ada lagi kapan mba kelas menulis kayak gini kepingin deh anakku ikut?
BalasHapusSilakan pantengin dan follow Instagram @ibuibudoyannulis Mbak...
HapusAku aslinya pengen lho ikut kelas ini, karena udah pernah bikin ebook sama anak sulungku. Tapi kesini-sininya dia nggak mau lagi diajakin nulis, mamak jadi patah hatiii...huhuuhu.
BalasHapusHehehe .... Semangat, Mbaaak.
HapusKeren banget sih ini kelasnya. Memberikan kesempatan kepada anak anak belajar dan mengenalkan budaya literasi menulis. Anak anak pasti merasa senang apalagi didampingi orang tua.
BalasHapusBenar, Bang. Anak-anak menjadi terlatih berkomunikasi nonverbal secara baik dan benar.
HapusSaya ikutan juga waktu kelas ini
BalasHapusLumayan bisa dapat potongan harga buku yang bikin anak saya jadi semangat nulis diary
Alhamdulillah. Baidewe eniwei, saya melihatmu di kelas tatkala itu, Kakaaak.
HapusKeren ih IIDN Writing Academy. Jadi solusi buat orang tua dan anak sama-sama belajar nulis cerita :). Ini nemenin anak nulis cerita bisa jadi bonding antara orang tua sama anak juga ya mba
BalasHapusAhaaa. Iya, benar. Mempererati bonding ortu anak.
HapusAku banget ini, aku berprofesi sebagai penulis (KW) dan kesusahan menemani anakku menuliskan sebuah cerita, kadang berasa gagal akutuu huhuhu
BalasHapusSebuah tema yang menarik dan bisa diikuti nih tipsnya menemani anak menuliskan cerita. Bisa dicoba!
Mbak Dian bukan penulis kw dan tetep udah keren kok buah hatinya.
HapusSeandainya anak saya mau ikut, wah, saya bakalan bahagia banget! Saya ingin anak punya dasar menulis agar saat kuliah nanti bisa survive dari keterampilannya itu.
BalasHapusIdem, Mbak. Aku pun berandai-andai begitu ....
HapusJadi keinget masa-masa dulu, pas masih diajarin baca tulis sama ibu. Tapi sekarang zaman sudah modern, keterampilan menulis pun bisa diasah dengan berbagai cara, termasuk mengikuti kelas seperti yang disebutkan di atas.
BalasHapusDinamika zaman.
HapusPenting banget baca tulis ketika masih anak". Karena kadang anak" skrg lebih memilih bermain ponselnya.
BalasHapusKarena kurang dikasih alternatif selain HP, Kak. Bisa jadi begitu.
HapusWah bagus banget ini acaranya, semoga kedepannya bisa diadakan lagi acara seperti ini agar anak anak bisa semakin semangat menulis dan mempublikasikan karyanya menjadi sebuah buku yang bisa dinikmati semua orang..
BalasHapusSemoga. Namun, yang terpenting si anak bisa belajar mengembangkan kemampuan berkomunikasi nonverbal.
HapusAku dulu tipe yang tahu dan belajar sendiri kalau suka menulis, pasti kalau dari kecil sudah didampingi akan lebih baik tulisannya dan belajar untuk mengarsipkannya. Sebagai yang suka menulis, kegiatan ini dari semasa kecil pun menyenangkan sekali :)
BalasHapusYoiii, Mbak. Menulis itu bisa menjadi sumber kebahagiaan juga, kok.
HapusOrtu terutama ibu memang harus telaten ya untuk menemani dan membimbing anak2 dalam banyak hal supaya mereka bisa tumbuh kembang secara optimal.
BalasHapusMestinya ayah juga, Kak.
Hapus