Namun, entahlah. Mau dari mana saja asalnya, itu tak jadi problema. Bagiku, yang penting bentuknya loetjoek dan citarasanya lezat. Seloetjoek apakah? Ini nih, penampakannya.
Memang loetjoek 'kan? Seperti kerikil warna-warni. Itu tuh, yang biasa dijadikan hiasan dalam akuarium.
Terusterang saja sewaktu pertama kali membuka wadahnya, aku lumayan takjub. Wow! Betapa imoet dan loetjoek! Warna-warni membentuk harmoni.
Kemudian saat hendak mencomotnya satu untuk nyicip, sempat tebersit ragu di hati. Keras enggak, ya? Jangan-jangan ini memang kerikil akuarium? Jenis keraguan yang konyol tepatnya. Lhahwong jelas-jelas makanan, kok.
Tentu saja manakala telah mendarat di mulut, si cokelat gemstone menunjukkan jatidirinya. Alih-alih keras seperti kerikil akuarium. Yang ada justru kelembutan, kerenyahan, dan kemanisan yang pas.
Pendek kalimat, pokoknya enak bangeeet!
O, ya. Sesungguhnya cokelat gemstone ini merupakan hadiah dari lomba menulis. Penyelenggaranya CLICKompasiana, yaitu komunitas kompasianer pengguna/pecinta kereta api.
Tatkala itu lombanya bertema "Stasiun Bersejarah Paling Dekat dengan Rumahmu". Karena berdomisili dekat dengan Stasiun Yogyakarta (Stasiun Tugu), otomatis aku menuliskan sejarah yang berkaitan dengan stasiun tersebut.
Jika ingin membacanya, silakan baca saja di Kompasiana ( "Stasiun Yogyakarta dan Perjalanan Rahasia Presiden Soekarno").
Tentu saja kelezatan cokelat gemstone ini makin istimewa sebab merupakan hadiah menang lomba. Keistimewaannya pun makin terasa mantap karena kuterima pada tanggal 16 Agustus, yaitu bertepatan dengan HUT-ku.
Serasa dikado setoples cokelat istimewa penuh cinta, deh.
Terima kasih, CLICKompasiana. Terima kasih Kompasiana.
MORAL CERITA:
Menulis bisa menyebabkan kita bahagia dan mendapatkan kado istimewa. Haha!
Hahahahahah aku juga beli setengah kilo coklat ini pas ke turkiye yg trakhir 😄. Anak2 suka. Tapi sbnrnya awal tahu coklat kerikil waktu mama pulang naik haji mba. Jadi di pikiranku asalnya dr Arab . Tapi Krn banyak dijual di Negara2 timur tengah, Yo wislah sama aja 🤣. Yg penting enak tho 😁
BalasHapusAhiyaa, ini memang kerap juga dibawa sebagai oleh-oleh haji.
Hapuskami panggil 'coklat aquarium'. dulu dulu kalau ada aquarium selalu batu berwarna warni seperti coklat ini dijadikan dasar' aquarium... tapi sampai sekarang saya tidak pernah mencubanya hahaha
BalasHapusBenar sekali. True. Cokelat ini memang seperti kerikil yang biasa diisikan ke akuarium. Hahaha!
Hapus