Minggu, 10 Desember 2023

Workshop Penulisan Sejarah

HALO Sobat PIKIRAN POSITIF. Hati ini aku mengikuti acara yang amat berfaedah, lho. Yup! Itulah acara Workshop Penulisan Sejarah. Penyelenggaranya Komunitas Malamuseum. HTM-nya 10 ribu rupiah saja. Terlalu murah pokoknya.

Memang terlalu murah karena ilmu yang kudapat sangat padat merapat. Bukan merayap. Otakku yang sedang agak lelah pun lumayan kepayahan mengikuti pemaparan narsum. Hahaha!

Serius. Aku jadi tahu cara berselancar demi mendapatkan referensi sejarah yang akurat. Intinya, sang narsum menginformasikan kepada kami mengenai a-z cara pemanfaatan internet, untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk penulisan sejarah.



Yang cukup menantang, kami diajak Praktik Menulis Sejarah. Untung praktiknya berkelompok. Tidak individual. Lumayan degdegan aku, tuh. Peserta paling tua, tetapi merasa paling kurang referensi soalnya. Hahaha!

Mula-mula semua peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok berisi 3 orang. Kemudian kami harus membuat konten sejarah untuk diunggah di Instagram. Boleh reel, feed, atau story.

Tentu ada pemantik ide untuk bikin konten tersebut. Adapun pemantik yang diterima masing-masing kelompok berupa sejumlah arsip sejarah.



Istimewanya, arsip yang diberikan kepada peserta berkaitan dengan program Pameran Arsip dan Seni Historiafest Malam Museum dengan tema “Baboe en Djongos: Pekerja Rumah Tangga Pada Masa Kolonial”. Alhasil, aku merasa ini seperti bocoran alus tentang pameran itu.

O, ya. Satu kelompok yang kontennya terbaik mendapatkan mini doorprize. Nah. Berhubung kelompokku tidak menang, tentu saja aku tak tahu apa mini doorprize-nya. 

O, iya. Tiap kelompok berisi 3 orang. Teman kelompokku bernama Tya dan Dimas. Keduanya genZy. Lebih tua beberapa tahun daripada anakku. Untunglah jiwaku gaul dan tetap muda. Jadinya, enggak kagok aku berkomunikasi dengan mereka. Yeah, mau bagaimana lagi. Nyaris semua pesertanya genZy kok, ya. Hahaha!

Baiklah. Begitu saja cerita singkatku. Semoga menginspirasi, menghibur, dan bisa memantik motivasi untuk giat belajar di usia berapa pun. 


4 komentar:

  1. Wah .... Salut buat Mbak. Bagi saya dari muda otak ini tidak kuat menopang cerita2 sejarah yang disampaikan guru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe saya juga penuh daya upaya kok, Bu, untuk memahami sejarah.

      Hapus
  2. Wah unik sekali ini. Coba ya bisa ikut. Trmksh sharingnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke. Sama-sama. Terima kasih pula telah berkunjung.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!