Bakpia versi old
Sampai di sini kita sudah satu pemahaman ya, bahwa yang disebut bakpia adalah kudapan yang bentuknya seperti itu. Kalau dideskripsikan dalam bentuk tulisan, bakpia adalah kue berbentuk bulat pipih yang terdiri atas kulit dan isi. Cara pematangannya dengan dipanggang.
Kulit bakpia tipis berwarna putih tepung (karena memang dibuat dari adonan tepung). Kalau sampai ada yang berkulit tebal, berarti isinya sedikit. Itu dianggap sebagai bakpia yang kurang berkualitas. Kurang lezat. Karena enak atau tidaknya bakpia, memang tergantung pada kualitas isinya. Kalau citarasa kulitnya sih tawar-tawar saja.
Lalu, bagaimana halnya dengan isi bakpia? Dibuat dari apa? Kalau sebagai oleh-oleh khas Yogyakarta edisi zadoel, isinya kacang hijau dan kumbu hitam. Kemudian seiring perjalanan waktu, ada penambahan varian isi. Misalnya keju, cokelat, dan ubi ungu.
Kaum lansia, setengah lansia, dan jelang lansia biasanya lebih menyukai bakpia kacang hijau dan bakpia kumbu. Kedua varian itulah yang pada umumnya disebut bakpia asli. Original. Adapun yang isi keju, cokelat, dan ubi ungu disebut bakpia inovasi baru. Biasanya lebih disukai kalangan yang lebih muda.
Sampai di sini semua masih relatif baik-baik saja. Apa pun inovasi varian isinya, bentuk bakpia ya tetap seperti di atas itu. Bentuk dan citarasanya tak berubah drastis. Pembedanya cuma rasa pada adonan isi.
Dalam perkembangannya sekarang, bakpia keju dan bakpia cokelat justru telah makin diakrabi masyarakat. Tidak lagi dianggap asing seperti saat pertama kali muncul. Bolehlah dibilang telah setara dengan bakpia original isi kumbu hitam dan kacang hijau. Dengan kata lain, inovasinya berjalan mulus. No protes-protes.
Namun, lain cerita dengan saat kemunculan bakpia kukus. Terlebih kemunculannya secara masif dan ugal-ugalan. Betapa tidak ugal-ugalan kalau dalam kurun waktu kurang dari setahun, tempat tinggalku dikepung outlet bakpia kukus? Luar biasa 'kan?
Tentu tidak jadi soal kalau bentuk dan citarasa bakpia kukus linier dengan bakpia original yang dipanggang itu. Yang menimbulkan masalah 'kan bentuk dan citarasa bakpia kukus sangat berbeda dengan versi originalnya.
Kulit bakpia original tipis, sedangkan kulit bakpia kukus sangat tebal dan sesungguhnya itu bolu. Bukan the real kulit dari adonan tepung seperti pada bakpia original. Jika makan bakpia kukus, aku bahkan tidak merasa makan bakpia. Yang kurasakan, aku sedang makan bolu. Cake.
Bakpia Kukus
Memang enak, sih. Namun, enaknya bukan dalam kapasitas sebagai bakpia melainkan sebagai cake. Itu pendapatku. Pun, menurut generasi zadoel.
Lain halnya dengan gen Z dan gen alpha. Rupanya mereka lebih suka bakpia kukus. Citarasa bakpia kekinian itu ternyata lebih masuk ke selera mereka. Selera zaman telah berubah tampaknya. Apa boleh buat?
Bisa kumaklumi. Perubahan memang keniscayaan. Hanya saja kalau bakpia original lambat-laun punah, tergantikan total oleh bakpia kukus yang notabene merupakan cake, keterkaitannya dengan sejarah bagaimana? Terputus, dong?
Mungkin aku OVT. Akan tetapi, aku sungguh berharap pemda DIY terkhusus dinas terkait yang berwenang peduli akan hal ini. Jangan sampai bentuk dan citarasa bakpia original hilang begitu saja ditelan waktu.
Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.
Sampai di sini kita sudah satu pemahaman ya, bahwa yang disebut bakpia adalah kudapan yang bentuknya seperti itu. Kalau dideskripsikan dalam bentuk tulisan, bakpia adalah kue berbentuk bulat pipih yang terdiri atas kulit dan isi. Cara pematangannya dengan dipanggang.
Kulit bakpia tipis berwarna putih tepung (karena memang dibuat dari adonan tepung). Kalau sampai ada yang berkulit tebal, berarti isinya sedikit. Itu dianggap sebagai bakpia yang kurang berkualitas. Kurang lezat. Karena enak atau tidaknya bakpia, memang tergantung pada kualitas isinya. Kalau citarasa kulitnya sih tawar-tawar saja.
Lalu, bagaimana halnya dengan isi bakpia? Dibuat dari apa? Kalau sebagai oleh-oleh khas Yogyakarta edisi zadoel, isinya kacang hijau dan kumbu hitam. Kemudian seiring perjalanan waktu, ada penambahan varian isi. Misalnya keju, cokelat, dan ubi ungu.
Kaum lansia, setengah lansia, dan jelang lansia biasanya lebih menyukai bakpia kacang hijau dan bakpia kumbu. Kedua varian itulah yang pada umumnya disebut bakpia asli. Original. Adapun yang isi keju, cokelat, dan ubi ungu disebut bakpia inovasi baru. Biasanya lebih disukai kalangan yang lebih muda.
Sampai di sini semua masih relatif baik-baik saja. Apa pun inovasi varian isinya, bentuk bakpia ya tetap seperti di atas itu. Bentuk dan citarasanya tak berubah drastis. Pembedanya cuma rasa pada adonan isi.
Dalam perkembangannya sekarang, bakpia keju dan bakpia cokelat justru telah makin diakrabi masyarakat. Tidak lagi dianggap asing seperti saat pertama kali muncul. Bolehlah dibilang telah setara dengan bakpia original isi kumbu hitam dan kacang hijau. Dengan kata lain, inovasinya berjalan mulus. No protes-protes.
Namun, lain cerita dengan saat kemunculan bakpia kukus. Terlebih kemunculannya secara masif dan ugal-ugalan. Betapa tidak ugal-ugalan kalau dalam kurun waktu kurang dari setahun, tempat tinggalku dikepung outlet bakpia kukus? Luar biasa 'kan?
Tentu tidak jadi soal kalau bentuk dan citarasa bakpia kukus linier dengan bakpia original yang dipanggang itu. Yang menimbulkan masalah 'kan bentuk dan citarasa bakpia kukus sangat berbeda dengan versi originalnya.
Kulit bakpia original tipis, sedangkan kulit bakpia kukus sangat tebal dan sesungguhnya itu bolu. Bukan the real kulit dari adonan tepung seperti pada bakpia original. Jika makan bakpia kukus, aku bahkan tidak merasa makan bakpia. Yang kurasakan, aku sedang makan bolu. Cake.
Bakpia Kukus
Memang enak, sih. Namun, enaknya bukan dalam kapasitas sebagai bakpia melainkan sebagai cake. Itu pendapatku. Pun, menurut generasi zadoel.
Lain halnya dengan gen Z dan gen alpha. Rupanya mereka lebih suka bakpia kukus. Citarasa bakpia kekinian itu ternyata lebih masuk ke selera mereka. Selera zaman telah berubah tampaknya. Apa boleh buat?
Bisa kumaklumi. Perubahan memang keniscayaan. Hanya saja kalau bakpia original lambat-laun punah, tergantikan total oleh bakpia kukus yang notabene merupakan cake, keterkaitannya dengan sejarah bagaimana? Terputus, dong?
Mungkin aku OVT. Akan tetapi, aku sungguh berharap pemda DIY terkhusus dinas terkait yang berwenang peduli akan hal ini. Jangan sampai bentuk dan citarasa bakpia original hilang begitu saja ditelan waktu.
Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.
Sebagai gen millenial, saya lebih suka bakpia biasa baik itu kering atau basah. Tapi kalo kukus, kurang cocok sih.
BalasHapusSaya juga lebih suka yang original, bukan yang kekinian.
HapusBelom nyoba sih sama bakpia kukus, tapi lebih enak mana antar bakpia kukus dengan bakpau ? Perlu dicoba sih bakpia kukusnya....
BalasHapusNewsartstory
Bakpia kukus lebih enak daripada bakpao yang kualitas bukan premium. Ini pendapatku.
HapusSesekali saya suka menikmati bakpia yang katanya kekinian, salain tertarik dengan update kemasannya yang makin ciamik, aneka rasa baru juga mempengaruhi keinginan untuk mencoba.
BalasHapusTapi secara personal, tetep sih.. bakpia old juaranya! :D
Iya, pokoknya kita cobain aja semua buat pengalaman dan perbandingan.
HapusSebenarnya menurutku camilan paling enak itu yang rasa aslinya, original. Meskipun zaman now semakin banyak variasi isian, topping dll, aku tetap pilih bakpia yang awalnya dibuat. Ya bolehlah biar tau kita coba juga rasa2 yang kekinian kan? Hehehehe.
BalasHapusHehe iya, klo soal nyicip kita idealnya nyicip semua.
HapusAku kurang sreg sih dengan adanya bakpia kukus, inovasi tapi jng mengubah pakemnya. Sebut aja bolu kukus, dan nantinya bisa positioning sbg oleg2 kekinian, gak perlu pakai "bakpia" padahal bukan
BalasHapusBetul banget, Mbak. Mestinya kayak gitu.
Hapussaya pun sama mba kalau bakpia kukus itu bukan kayak bakpia lebih ke cake apaagi dari tekstur dan bentuknya emmang mirip cake, jadi kalau mau beli bakpia saya lebih memilih bakpia lain kayak bakpiaku, murni masih bakpia meskipun harganya pricey
BalasHapusIya, betul, bakpia is bakpia yang versi lama itu.
HapusPernah makan juga bakpia kukus itu dan kukira kalau tanpa nama bisa jadi kita g akan sebut sebagai bakpia kukus itu makanan
BalasHapusHehe ...
HapusKalo liat fotonya, bakpia kukus ini kok mirip bakpao ya. Belum pernah makan bakpia kukus soalnya
BalasHapusIya, bakpia kukus mirip bakpao.
HapusKarena aku generasi old makanya lebih suka bakpia yang old hahaha.... yang kukus ngerasain sekali udah cukup. Kalau yang old belum puas kalau belum habis hehehe...
BalasHapusIdeeem 😃😃
Hapusdari bocil udah tau yang namanya bakpia identik dengan tektur yang agak keras, pas muncul bakpia kukus kan penasaran, pas coba kaget juga, ternyata lebih mirip ke bolu atau cake dengan di dalamnya tetep ada isiannya
BalasHapusnamanya inovasi nemu aja, awalnya aku mikir "kok ya nemu aja ide bikin bakpia kukus"
😃😃 Anehnya, baklia kukus tidak aseli bikinan Yogyakarta.
HapusKalau masalah cita rasa ini emang tergantung selera. Jujur kalau aku lebih suka bakpia yang panggang alias yg versi old-nya bahkan sampe ke isinya lebih milih yang ono daripada varian-varian baru. Tapi beda lagi sama anakku yang lebih suka bakpia yang aneka rasa, karena katanya bosan dengan varian yang itu-itu aja. Tapi kembali lagi, ini masalah selera. 😁
BalasHapusIya. Selera zaman. 😃😃
HapusBakpia kukus enak sih, tapi rasanya beda banget dari yang asli. Semoga bakpia original nggak hilang begitu aja ya!
BalasHapusSemoga, Bang.
HapusJadi kangen bgt bakpia kukus jogja. Lebih suka yg kukus ini karena rasanya lebih enak menurutku. Huaaah mesti rencanakan ke jogja nih, kangen jg sm kotanya
BalasHapusHehe 😃😃
HapusAku suka banget bakpia kukus, apalagi yang rasa coklat. rasanya bikin nendang dan nagih, jadi ketagihan terus-menerus.
BalasHapusTernyata selera gen Z memang yang bakpia kukus. 🙂🙂
HapusHehehe ideeem aku pun berpikir demikian mbak. Itu bukan bakpia tapi lebih ke kue. Cuma yaa rasanya jg enak, buat anak kecil mungkin bakal lebih suka itu.
BalasHapusBtw itu kemasan bakpianya kreatif pakai dikasi blankon begitu :D
Begitulah pergeseran selera zaman akan berjalan.
HapusSetuju..bakpia ya bakpia yang seperti aslinya. Jujur kalau beli sendiri aku ga pernah beli bakpia kukus, kalau dikasih baru makan itu...pokoknya bakpia bagiku ya yang versi jadul alias ori
BalasHapusBetul betul betul.
HapusDikasih oleh oelh awalnya sama teman
BalasHapusTrus suka dan akhirnya kalau ada yang ke Jogja aku jastip
Soalnya aku belum nemu sekitar sini yang jualan sama
Eeehehe sampai jastip segala
Hapusdan tulisan ini menjadi salah satu pemenang di Komunitas LFI BRI, ya. Memang layak Kak Agustina menang, tulisannya renyah, santai, tapi informasinya masuk dan relatable. Keren
BalasHapusTerima kasih. 😊
Hapusjujurly saya pun juga lebih suka bakpia yang dipanggang, tapi kalau dapat oleh-oleh bakpia kukus Tugu Jogja dengan varian rasa coklat atau keju atau original gak bakalan nolak kok :D
BalasHapusGas semua ya, Kak.
HapusBakpia versi lama lebih membekas di hati. Saya sendiri lebih memilih bakpia versi lama karena memang rasanya yang lebih enak, cocok di lidah keluarga.
BalasHapusIdeeem.
HapusWah, bakpia kukus kelihatan menggugah selera banget! Udah lama pengen nyobain yang kukus, penasaran rasanya beda jauh nggak sama yang dipanggang. Tahan lama ngga sih itu? Teksturnya pasti lebih lembut ya?
BalasHapusYang bakpia kukus enggak tahan lama.
HapusIya juga sih, inovasinya jadi kebablasan ya karena jadi makin banyak variannya. Aku suka sih tapi jangan yg terlalu manis 🤗
BalasHapusHehe iyaaa bablaa bangeeet 😁😁
HapusBakpia versi lama yang dipanggang masih ada ya, tetapi zaman sekarang semakin banyak bakpia dikukus. Variannya bertambah macam2 rasa. Iya sih tetap saja menurutku yang otentik itu paling lezat.
BalasHapusMeski aku suka bakpia kukus tapi aku setuju nih sama pendapat mba. Bakpia kukus lebih terasa seperti kue semi bolu.
BalasHapusLain hal sama bakpia versi old aku suka juga nih apalagi yang original sama yang modifikasi versi rasa ubi ungu, lezatnya. Jadi pengen makan bakpia.