Minggu, 15 Desember 2024

KHA Dahlan dan Undakan Kauman

Langgar adz-Dzakirin di Kauman Ngupasan Gondomanan Yogyakarta (Dokpri Agustina)


HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Kalian sudah pernah ke Kampung Wisata KAUMAN YOGYAKARTA ? Yang di Kemantren Gondomanan. Yang merupakan tempat lahir ormas Muhammadiyah. 

Kalau sudah pernah, tentunya kalian tahu bahwa rumah-rumah di situ punya kekhasan tersendiri. Mayoritas masih berupa bangunan kuno. Plus bagian depannya ada undakan.



Apa yang kalian pikirkan mengenai undakan-undakan itu? Mengapa tiap rumah di Kauman memilikinya? Apakah untuk mengantisipasi banjir? O, tentu tidak. Undakan di Kauman dibuat lebih untuk kepentingan sosial.

Dari Doktor Munichy B. Edrees, aku mendapatkan informasi menarik. Tatkala itu dalam sebuah pengajian ibu-ibu di Kauman, beliau menceritakan bahwa Kiai Dahlan sering "nongkrong" dengan warga Kauman di undakan depan Langgar adz-Dzakirin.

Tentu saja Kiai Dahlan tidak nongkrong biasa. Nongkrongnya itu nongkrong tendensius. Ada tujuan tertentu, yaitu berdakwah dengan nuansa santai. Kiai Dahlan menyebarkan nilai-nilai Islam dengan obrolan santai. 

Doktor Munichy mengatakan bahwa cara tersebut dilakukan demi penyesuaian. Salah satu cicit KHA Dahlan itu menuturkan bahwa warga setempat punya kebiasaan nangga. Sore-sore duduk-duduk depan rumah sambil bersosialisasi dengan tetangga. Itulah sebabnya ada undakan-undakan di depan rumah-rumah di Kauman.

Demikianlah sedikit cerita mengenai Kiai Haji Ahmad Dahlan dan undakan yang ada di Kampung Kauman. Menarik 'kan? Jika merasa perlu mendatangi lokasi undakan-undakan itu, silakan datang ke Kauman Ngupasan Gondomanan Yogyakarta.

Baca juga tulisanku terkait ini di KOMPASÌANA.



26 komentar:

  1. Wah suasananya khas banget ya, siap masuk list klo besok ke YK. Trims mba

    BalasHapus
  2. Suasananya keliatan enak aja sih menurutku. Rumah yang sederhana tapi penuh dengan kenangan. Thanks kak udah berbagi...


    Newsartstory

    BalasHapus
  3. Mesti dikunjungi nih Kauman di Yogyakarta. Tentu saja menarik sekali kisah Kiai Ahmad Dahlan. Apalagi pintu-pintunya yang estetik dan masih asli masih ada dan menjadi ikon sejarah di sana.

    BalasHapus
  4. baru tahu kalau undakan di Kauman punya sejarah yang dalam banget! Jadi kayak ruang tamu terbuka gitu ya buat warga sekitar. Keren banget Kiai Dahlan udah mikirin cara dakwah yang asik dan nyambung sama masyarakat.

    BalasHapus
  5. Apakah lokasinya dijadikan tempat wisata? Secara ini juga tempat bersejarah
    Maklum gk pernah ke Yogyakarta jadi gak tau kebiasaan disana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Ini termasuk kampung wisata. Tapi ke sini tanpa tiket. Asal masuk kampung saja dengan pakaian sopan menutup aurat.

      Hapus
  6. nostalgia banget ya kalau masuk ke daerah ini, dan ternyata undakan itu punya fungsi sosial dimasanya. Ah kereen.

    BalasHapus
  7. Kalau liat model teras seperti itu, awalnya aku juga mengira untuk kebutuhan agar lebih tinggi jadi tidak kebanjiran saat hujan..

    Tapi emang jadi lebih asik aja yah seolah kayak "disediakan tempat" untuk nongkring di depan rumah, lebih punya kesan ketimuran sih kalah menurutku :D

    BalasHapus
  8. Nama kauman di jogja juga ada ya ternyata.. Hehehe.. Di Malang juga ada nama wilayah kelurahan Kauman, dan model rumahnya juga kurang lebih sama seperti di gambar. Bahkan di Banyuwangi juga ada wilayah yang sama namanya kauman, juga memiliki rumah dengan model yang sama pula.Hmmm,, apa ada sejarahnya ya kenapa rumah di wilayah kauman sama seperti itu??? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tiap daerah di sekitar masjid gede disebut Kauman, Kak. Adapun model rumah yg sama, itu merupakan selera zaman tatkala itu.

      Hapus
  9. Oh, jadi undakan itu maksudnya untuk jagongan ya mbak. Masuk akal sih. Soale bapak-bapak kalau udah keluar rumah dan nongkrong di teras, pasti bapak-bapak yang lain auto ikutan

    BalasHapus
  10. Wah ternyata KH. Ahmad Dahlan juga suka "nonggo" juga ya, tapi tentu dengan tujuan positif seperti di atas. Kalau orang sekarang sih nonggo biasanya malah buat ajang gibah T.T

    BalasHapus
    Balasan
    1. KHA Dahlan ikutan nangga buat meluruskan agar tak jadi ajang ghibah.

      Hapus
  11. Enak juga sebetulnya. Jad kalau duduk, gak perlu kursi. Selain undakan, saya tertarik dengan pintunya. Bagus banget pintu 2 lapis seperti itu

    BalasHapus
  12. Oh jadi itu fungsinya undakan ya, di tempat lain juga aku pernah datang melihat ada undakan juga dan di era sebelum digital sekarang memang katanya sering dipakai untuk berbagi informasi dan diskusi

    BalasHapus
  13. Mirip di kkmplek sekitaran makam sunan ampel surabaya suasananya
    Adem dan rapi

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!