Yuk, yuk. Jangan patah semangat. Lebaran pasti akan datang. Sekarang mari bersabar untuk menjalani prosesnya, yaitu dengan cara menunaikan ibadah puasa hari per hari. 'Ntar tahu-tahu tiba saatnya takbiran.
Nah! Sembari menunggu berbuka puasa, ada baiknya kalian menyimak ceritaku berikut ini. Siapa tahu bikin tambah semangat? Atau, bikin kalian teringat pada barang yang hilang ketika berkunjung ke Yogyakarta?
Sesuai dengan judulnyalah, ya. Aku memang akan membahas tentang turis pelupa di Yogyakarta. Entah pelupa betulan atau sedang lalai saja. Yang jelas, saat berkunjung ke Yogyakarta telah "sukses" meninggalkan barangnya begitu saja.
Ada yang barangnya tertinggal di bangku-bangku Malioboro. Temanku yang dari Jakarta pernah ketinggalan jaketnya di spot ini. Luar biasa 'kan? Jaket bukanlah barang berukuran kecil. Namun, faktanya tetap bisa ketinggalan. Lupa is lupa pokoknya.
Dilacak jelas sulit kalau ingatnya saat sudah meninggalkan Malioboro. Terlebih kalau daya ingatnya kurang kuat. Tadi duduk di bangku sebelah mana? Yang di barat jalan atau timur jalan?
Apakah benar ketinggalannya di bangku Malioboro? Jangan-jangan sewaktu datang ke situ memang sudah tak bawa jaket? Di sekitar Jalan Malioboro 'kan banyak spot lain. Salah satunya Museum Benteng Vredeburg.
Seru kalau barang-barang turis alias wisatawan tertinggal di museum tersebut. Mengapa kusebut seru? Sebab oleh petugas museum, barang-barang turis yang ketinggalan dipajang di lemari etalase. Sebagaimana yang tampak pada foto di atas. Serasa jadi artefak 'kan?
Coba cek baik-baik. Siapa tahu salah satu barang yang tampak di foto itu adalah punyamu? Atau punya keluargamu, temanmu, tetanggamu?
Sejauh pengamatanku, barang wisatawan yang paling sering ketinggalan di Kawasan Malioboro adalah botol minum dan topi. Topi ini mulai dari topi bocah hingga topi dewasa.
O, ya. Para turis beragama Islam biasanya numpang shalat di Masjid Gedhe Kauman (Masjid Gedhe Kraton Yogyakarta). Tentu sebelum menunaikan shalat, mereka berwudu. Dalam aktivitas berwudu itulah rentan terjadi ketinggalan barang.
Tak main-main. Yang paling sering ketinggalan di tempat wudu masjid ini adalah arloji. Kalau di tempat wudu perempuan, selain ketinggalan arloji ada pula yang ketinggalan gelang emas.
Sangat dimaklumilah, ya. Sewaktu hendak berwudu 'kan arloji/gelang dilepas. Selesai wudu berdoa, lalu merapikan lengan baju atau kerudung, eh malah langsung menuju ruangan shalat tanpa membawa arloji/gelang yang tadi dilepas.
Apakah di Masjid Gedhe Kauman para turis cuma kelupaan arloji dan gelang? Tentu tidak. Arloji dan gelang itu mayoritasnya. Sebagian kecil ada yang ketinggalan HP atau jenis barang yang lainnya.
Sebenarnya begitu menemukan barang turis yang ketinggalan atau mendapat laporan dari orang yang menemukannya, pengurus masjid langsung mengumumkannya dengan pengeras suara masjid. Keras pastinya. Aku yang di rumah saja bisa mendengarnya.
Akan tetapi, kalau pemiliknya sudah meninggalkan masjid ya sudah. Alhasil, di salah satu lemari di Masjid Gedhe Kauman tersimpan sejumlah arloji beraneka model dan merk.
Sekarang silakan mengingat-ingat. Apakah kalian sewaktu dahulu berkunjung ke Yogyakarta pernah shalat di situ? Pernah kehilangan arloji juga? Kalau iya, cobalah konfirmasi ke pengurus masjid. Tentu dengan data akurat bahwa dirimu memang sang pemilik asli.
Wah, ternyata memang barang-barang jamaah masjid banyak tertinggal ya dan disimpan dengan baik. Kalau sudah jauh dan sulit kembali lagi, mungkin bisa cari info menghubungi panitia. Nanti ketika berkunjung lagi bisa diambil arloji dll nya.
BalasHapusYogyakarta memang penuh kenangan, ya termasuk barang ketinggalan hahahaha. Saya jadi teringat pengalaman teman yang juga pernah kehilangan topi saat jalan-jalan di Malioboro. Mungkin karena terlalu asyik menikmati suasana, barang bawaan jadi terlupakan. Semoga para turis yang kehilangan barangnya bisa segera menemukannya kembali.
BalasHapusCerita tentang turis yang sering lupa barang di Yogyakarta ini sangat menarik dan menghibur. Deskripsi tentang barang-barang yang tertinggal, mulai dari jaket di Malioboro hingga arloji di Masjid Gedhe Kauman, membuat saya tersenyum. Penulis berhasil menggambarkan situasi ini dengan ringan dan humoris, sehingga pembaca dapat merasakan keakraban dan kehangatan khas Jogja. Semoga tulisan ini menjadi pengingat bagi wisatawan untuk lebih berhati-hati dengan barang bawaan mereka saat berkunjung ke kota istimewa ini.
BalasHapusSalut, jika dijaman ini msh ada yg care sama barang tertinggal, tdk lantas dimiliki sang penemu, aplgi yg berharga seperti arloji,gelang emas,hp. Kira2 barang itu pernah lolos diminta kembali ga? Yg dipajang?
BalasHapusSalut sekali ada masjid yang peduli dengan barang tertinggal di sana. Saya pernah mendapati teman saya yang shalat di masjid dekat rumah, hampir beberapa kali kehilangan sandal japit, hehehe.. Dan ini benar-benar membuat saya terkesima bagaimana masjid bisa sangat peduli dengan barang bawaan jamaahnya. :)
BalasHapusSaya waktu ke Yogyakarta juga ada yang ketinggalan..
BalasHapusketinggalan rasa rindu di sana yang harus diambil lagi dengan mengunjunginya.. ea..
Kalau ketinggalan barang atau benda sepertinya alhamdulillah aman, tidak lupa dan tidak tertinggal sih
Hah masa sih sampe ada yang ketinggalan gelang emas?? Tapi emang sih ya, kebanyakan orang melepas jam tangan, gelang dan bahkan kaca mata saat berwudhu. Terus lupa deh hehe. Kalau ketinggalan tipi juga biasanya sering lihat sih di bangku-bangku Malioboro.
BalasHapusKalau aku yang paling sering ketinggalan itu payung. Entah udah berapa deh payungku tertinggal di beberapa tempat berbeda. Mau balik lagi gak mungkin, udah kadung jauh baru ingat. Ya udahlah, ikhlasin aja deh.
BalasHapusBtw itu seru juga barang ketinggalan dipajang di etalase ya. Jadi kalau ada yang nyarii kembali, lebih mudah ditemukan
Ah,Malioboro makin cantik sekarang, masih keingat saat era 90'an pertama ke sana banyak yang jual cindera mata dan baju di sepanjang selasar. Oh ya, Borobudur plaza masih keren saat itu.
BalasHapusHaha emang kalau udah lupa mau barang kecil atau besar ya lupa aja pokoknya, wkwk. Aku juga suka gitu kapan lalu lupa ninggalin botol minuman, huhu.
BalasHapuskalau saya jarang ketinggalan barang, kecuali meninggalkan kenangan aja. Itu lebih berharga. hehe. Tapi keren, konsep barang ketinggalan disimpan di etalase khusus. Ini akan memudahkan buat sesiapa yang kelupaan tertinggal barangnya.
BalasHapusKepikiran deh, kenapa ya wisatawan sering tertinggal barang? Menurutku sih kayaknya karena kelelahan ya, perjalanan jauh membuat mereka kadangkala gak sadar kalau lupa ketika menaruh sesuatu, atau memang pelupa aja kayak saya, wkwkwk
BalasHapus